Bagaimana Xiong Jing Nan Menaklukkan Tekanan Jelang Laga Besar

Xiong Jing Nan DC 4675

Pada hari Minggu, 13 Oktober, “The Panda” Xiong Jing Nan akan menghadapi laga terbesar dalam karirnya dalam ONE: CENTURY PART I.

Di Tokyo, Jepang, atlet asal Tiongkok ini akan menantang “Unstoppable” Angela Lee demi gelar Juara Dunia ONE Women’s Atomweight dalam ajang bela diri terbesar sepanjang masa.

Tidak ada pertandingan ulang yang sebesar ini dalam disiplin seni bela diri campuran wanita, dan ini memberi “The Panda” kesempatan untuk menempatkan namanya di dalam buku sejarah dengan meraih sabuk keduanya di atas panggung dunia.  

Tingkatan tantangannya ini, serta panasnya berita yang beredar, hanya berarti sang Juara Dunia ONE Women’s Strawweight ini menerima tekanan besar. Namun seperti yang ia katakan, ini semua datang bersama dengan laga tersebut, dimana ia hanya harus membawanya dan melihat sesuatu yang positif dari semuanya.

“Saya seringkali merasa tertekan dan berpikir terlalu banyak tentang segala sesuatu. Saya tidak ingin mengecewakan mereka yang mencintai dan mendukung saya,” kata Jing Nan.

”Banyak tekanan. Yang terpenting adalah saya dapat menggunakannya sebagai motivasi untuk menang.”

Walau atlet berusia 30 tahun ini sangat tenang saat memasuki Circle di malam pertandingan, ia mengakui bahwa ini sangat bertentangan dengan apa yang seringkali dirinya rasakan selama berlatih.

Atlet kelahiran Shandong ini mengatakan bahwa ia sempat meragukan kemampuannya untuk melewati menu latihan yang sangat berat dan tampil di bawah sorotan. Tetapi, ia juga memiliki metode tersendiri untuk mengembalikan kepercayaan dirinya.

Yang pertama adalah menjadi bersemangat dengan apa yang disebut sebagai ‘tough love’, dimana ini sangat efektif jika datang dari dirinya sendiri.

“Satu kebiasaan baik yang saya miliki adalah mengubah semua pemikiran ini untuk menjadi dorongan bagi saya,” jelasnya.

“Saya mungkin mengatakan sesuatu yang kejam pada diri saya sendiri sebagai sebuah versi aneh dari ‘pep talk’ [kata-kata motivasional]. Sebagai contoh, saya dapat mengatakan pada diri saya sendiri di depan kaca, ‘Xiong Jing Nan, mampukah kamu melakukannya atau tidak? Jika tidak, lebih baik kau mati saja.’”

“Terkadang saya menggunakan kata-kata kasar. Itu sangat berguna saat saya membutuhkan dorongan. Seperti saat saya sangat lelah atau merasa malas, jika seorang dapat memberikan kata-kata ini di depan muka saya, saya tiba-tiba terprovokasi untuk melanjutkan. Tetapi saya harus melakukan itu sendiri. Saya akan selalu memerintahkan diri saya untuk melakukan sesuatu.”



Cara lain yang ditempuhnya untuk menanggulangi tekanan dari kamp pelatihan ditemukannya dalam kebalikan dari kebiasaannya di atas tersebut.

Perwakilan Bali MMA ini juga mencoba menangani keraguan dan kecemasannya melalui teknik yang lebih menenangkan.

“Membaca buku dapat melepaskan tekanan tersebut. Juga, menulis catatan – menaruh semua pikiran buruh dalam sebuah buku untuk melepaskan mereka,” akunya.

“Mendengarkan musik dengan lirik yang bagus, serta menggambar sesuatu yang baik juga membantu.”

Metode yang dijalankannya berhasil karena ia masih tak terkalahkan di dalam “The Home Of Martial Arts.” Kemenangan beruntun “The Panda” berpuncak pada laga terakhirnya melawan Angela, saat ia mempertahankan sabuknya melawan tantangan terbesarnya itu.

Dalam ajang ONE: CENTURY, Jing Nan akan menjadi penantang, dan ia mengatakan ada lebih banyak tekanan pada lawannya saat ia mencoba mempertahankan sabuk tersebut. Dengan begitu, pahlawan asal Tiongkok ini mengetahui akan ada banyak ekspektasi dari tim dan para penggemar bagi dirinya untuk  mengulangi hasil pertemuan perdana mereka dan keluar sebagai pemenang.

“The Panda” menerima hal tersebut. Ia berpengalaman untuk tetap stabil dan menarik kekuatan dari perhatian yang diberikan oleh semua orang disekelilingnya untuk mendorong penampilannya, dimana ia akan melakukan hal yang sama pada tanggal 13 Oktober.

“Saya seringkali menggunakan [tekanan itu] untuk motivasi, dan untuk membuat saya bersemangat,” katanya.

“Saya tidak akan maju untuk membuktikan apapun. Saya hanya memiliki sebuah mimpi dan harus tetap berkembang. Saya percaya pada diri saya sendiri. Saya pasti akan tampil lebih baik dan memenangkan laga ini.”

Baca lagi: 5 Penampilan Terbaik Dari Pejuang ONE: CENTURY PART I

Tokyo | 13 Oktober | ONE: CENTURY | TV: Periksa daftar tayangan lokal untuk siaran global | Tiket: https://onechampionship.zaiko.io/e/onecentury

ONE: CENTURY adalah ajang Kejuaraan Dunia bela diri terbesar dalam sejarah dengan 28 Juara Dunia yang tampil dalam berbagai disiplin bela diri. Belum ada organisasi dalam sejarah yang pernah mempromosikan dua ajang Kejuaraan Dunia di hari yang sama.

“The Home Of Martial Arts” kembali membuka babak baru dengan menyajikan beberapa laga perebutan gelar Juara Dunia, tiga babak final Kejuaraan World Grand Prix, serta serangkaian Juara Dunia yang akan melawan Juara Dunia lainnya di lokasi ikonik Ryugoku Kokugikan, Tokyo, Jepang, tanggal 13 Oktober.

Selengkapnya di Fitur

Blake Cooper Maurice Abevi ONE Fight Night 14 41 scaled
Constantin Rusu Bogdan Shumarov ONE Fight Night 12 68
Kairat Akhmetov Reece McLaren ONE Fight Night 10 12
WeiRui 1200X800
Regian Eersel Alexis Nicolas ONE Fight Night 21 12
Natalia Diachkova Chellina Chirino ONE Friday Fights 55 14
Sean Climaco
Nanami Ichikawa
Hu Yong Woo Sung Hoon ONE Fight Night 11 50
WeiRui 1200X800
Smilla Sundell Allycia Hellen Rodrigues ONE Fight Night 14 20 scaled
Halil Amir Ahmed Mujtaba ONE Fight Night 16 38 scaled