5 Sorotan Terbesar Dari ONE Friday Fights 58: Superbon Vs. Grigorian II

Jake Peacock Kohei Shinjo ONE Friday Fights 58 48

Kota Bangkok di Thailand memanas pada akhir minggu lalu, berkat ke-20 atlet yang membawa aksi keras ke Lumpinee Boxing Stadium pada 5 April di ONE Friday Fights 58: Superbon vs. Grigorian II.

Kickboxing dan Muay Thai menjadi pusat perhatian dari arena yang berjuluk “Madison Square Garden dari Timur” ini, dimana para petarung elite, wajah baru dan penantang yang naik daun datang untuk bersinar di bawah sorotan terbesar ONE.

Berikut adalah lima hal terbesar dari ajang yang disiarkan langsung pada jam tayang utama Asia itu.

Superbon Bisa Jadi Atlet Pound-For-Pound Terhebat

Dengan gelar Juara Dunia Interim ONE Featherweight Kickboxing yang menjadi pertaruhan, penantang #1 Superbon dan atlet peringkat #2 Marat Grigorian mengeluarkan seluruh kemampuan mereka di dalam ring.

Superstar Thailand itu terfokus pada tubuh petarung Armenia itu di awal, tetapi Grigorian menjawab dengan pukulan. Saat laga berlanjut ke ronde-ronde kejuaraan, hasilnya dapat menjadi milik salah satu dari mereka.

Tetapi, aksi Superbon ke tubuh lawannya terus terbayar saat ia seperti terlahir kembali dalam enam menit terakhir itu. Bintang berusia 33 tahun ini mengendalikan hasil laga dan meraih kemenangan mutlak.

Dengan trilogi yang berakhir dengan keunggulan petarung Thailand itu, Superbon kini dapat berharap untuk menyatukan sabuk emas itu melawan rival lain yang sangat familiar – sang penguasa Chingiz Allazov.

Pertemuan itu takkan hanya menentukan siapa Juara Dunia ONE Featherweight Kickboxing tak terbantahkan, tetapi juga siapa kickboxer pound-for-pound terbaik di muka bumi ini.

Nong-O Tetap Jadi Kekuatan Besar Di Bantamweight

Kekalahan di ONE Friday Fights 58 dapat saja mengeliminasi mantan Juara Dunia ONE Bantamweight Muay Thai Nong-O Hama sebagai penantang elite.

Lagipula, Kulabdam Sor Jor Piek Uthai juga berdeterminasi merebut posisi #2 milik Nong-O dan menyingkirkan sang legenda itu. Tetapi, veteran berusia 37 tahun ini memang tak kenal menyerah.

Mantan penguasa bantamweight itu termotivasi membawa ritme keras sejak bel pembuka laga. Walau Kulabdam mampu menghindari serangan yang dapat mengakhiri laga, ia menerima hukuman berat.

Setelah sembilan menit penuh aksi, Nong-O jelas mencapai tujuannya dan tetap berada dalam jangkauan untuk menggapai rival lamanya Jonathan Haggerty dan gelar Juara Dunia ONE Bantamweight Muay Thai miliknya.

Asahi Buktikan Seksan Dapat Dikalahkan

Seksan Or Kwanmuang menggemparkan ONE pada 2023 dengan delapan kemenangan beruntun yang luar biasa. Tetapi, walau tahun itu menjadi sangat epik bagi bintang Thailand ini, petarung Jepang Yutaro Asahi memastikan sang legenda yang sangat dihormati itu memulai 2024 dengan kekalahan.

Sementara ia dapat saja runtuh di bawah tekanan dari debut promosional melawan bintang besar Muay Thai, petarung Jepang itu tetap tenang dan mengesankan para penonton dengan tekniknya.

Dalam aksi catchweight 142 pound mereka, Asahi bahkan menggunakan kecerdasannya untuk unggul di kartu penilaian juri atas “The Man Who Yields To No One.”

Atlet Phoenix Gym ini selalu memimpin aksi dan tak pernah mengizinkan Seksan untuk menjadikan laga mereka sebuah ajang baku hantam. Karena itu, Asahi mendorong dirinya memasuki panggung dunia dengan kemenangan dinamis.

Shadow Layak Jadi Sorotan

Jika ada seseorang yang hanya melihat hasil pertandingan, ia mungkin mengira bahwa Shadow Singha Mawynn menjalani laga yang mudah di Bangkok. Tetapi, Erik Hehir memastikan itu bukanlah kenyataan dalam aksi featherweight Muay Thai mereka.

Shadow melejit pada ronde pertama dengan menjatuhkan atlet Swedia ini dengan siku kirinya. Hehir mengimbangi kedudukan pada ronde kedua, yang mempersiapkan panggung bagi Shadow untuk bangkit di hadapan para penonton di Lumpinee Boxing Stadium yang bersorak keras.

Memanas karena serangan lawan, Shadow menutup ronde kedua dengan kuat setelah menjatuhkan Hehir dengan pukulan kanannya. Di stanza ketiga, atlet Thailand ini tak memberi Hehir waktu untuk memulihkan diri, dimana ia menghentikannya dengan sepasang tendangan tinggi keras.

Hasil menegangkan itu memberi mantan Juara Dunia Rajadamnern Stadium Muay Thai ini kemenangan perdananya bersama ONE dan membuktikan dirinya dapat beraksi melawan rival terbaik di ONE Friday Fights.

Peacock Siap Masuki Panggung Dunia

Memenangi Road to ONE: Canada dan tiba di panggung dunia mungkin sudah menjadi pencapaian inspirasional bagi petarung dengan bagian tubuh yang berbeda, Jake Peacock. Tetapi, itu memang tidak cukup bagi “The One.”

Bintang berusia 30 tahun ini membuktikan dirinya layak berada dalam jajaran striker terhebat di dunia dengan tiga ronde aksi kerasnya melawan Kohei Shinjo di bantamweight Muay Thai.

Peacock terus membuat Shinjo kehilangan keseimbangan sepanjang sembilan menit tersebut, dan membuat atlet Jepang itu terluka di wajahnya setelah pukulan kiri keras di ronde ketiga. Petarung Inggris-Kanada berbakat itu kemudian selalu mengincar penyelesaian sampai bel penutup berbunyi.

Ia membawa rekor profesionalnya menjadi 13-1 dengan debut impresif di ONE demi menunjukkan pada dunia bahwa ia lebih dari sekadar kisah luar biasa belaka – ia kini menjadi salah satu atlet Muay Thai terbaik yang berlaga dalam rangkaian ajang Muay Thai mingguan terbaik di dunia.

Selengkapnya di Fitur

Smilla Sundell Allycia Hellen Rodrigues ONE Fight Night 14 55 scaled
Smilla Sundell Allycia Hellen Rodrigues ONE Fight Night 14 21 scaled
Zakaria El Jamari Ali Saldoev ONE 166 39 scaled
Sinsamut Klinmee Mouhcine Chafi ONE Fight Night 16 64 scaled
Blake Cooper Maurice Abevi ONE Fight Night 14 41 scaled
Constantin Rusu Bogdan Shumarov ONE Fight Night 12 68
Kairat Akhmetov Reece McLaren ONE Fight Night 10 12
WeiRui 1200X800
Regian Eersel Alexis Nicolas ONE Fight Night 21 12
Natalia Diachkova Chellina Chirino ONE Friday Fights 55 14
Sean Climaco
Nanami Ichikawa