‘Tak Ada Yang Bisa Merebutnya Dariku’ – Allycia Hellen Rodrigues Janji Akan Jaga Gelar Juara Dunia Kontra Johanna Persson

Allycia Hellen Rodrigues Marie McManamon ONE Fight Night 29 76 scaled

Allycia Hellen Rodrigues selalu dikenal laga spektakulernya, dan ia berniat menampilkan aksi yang sama demi menjaga Gelar Juara Dunia ONE Women’s Atomweight Muay Thai untuk keempat kalinya dalam laga puncak ONE Fight Night 33.

Juara Dunia yang juga seorang ibu ini akan menghadapi Juara Dunia WBC Muay Thai Johanna Persson pada 12 Juli. Kemenangan akan semakin mengukuhkan namanya sebagai penguasa dominan.

Rodrigues telah tampil sensasional di divisinya sejak merebut takhta dari Stamp Fairtex pada 2020.

Jelang laga mendatang, atlet asal Phuket Fight Club ini berbincang dengan onefc.com tentang tekanan yang menyertai statusnya sebagai pemilik sabuk dari sebuah organisasi seni bela diri terbesar di dunia:

“Setiap pertahanan gelar sangatlah penting bagi saya. Tidak ada yang namanya pertarungan mudah atau sulit. Saya selalu merasakan tekanan yang sama dalam setiap laga. Saya selalu memberikan segalanya dalam masa pelatihan.

“Saya merasa harus melakukan lebih karena saya tahu betapa laparnya lawan-lawan saya untuk merebut sabuk. Hal terpenting selalu dipertaruhkan, yakni sabuk saya. Dan tak ada yang bisa merebutnya dari saya.”

Seniman bela diri berusia 27 tahun ini telah mempelajari gaya tanding sang calon lawan, dan ia merasa yakin area mana yang bisa dieksploitasi.

Persson datang dengan reputasi sebagai Juara Dunia, tetapi Rodrigues yakin dengan kemampuan serta pengalamannya. Kecerdasan tanding yang ia miliki dipercaya akan menjadi salah satu kunci dalam laga nanti.

Rodrigues berujar:

“Saya percaya permainan clinch adalah salah satu keunggulannya, dan saya lihat dia sering melemparkan sikutan untuk menekan dalam laga.

“Saya menonton beberapa video di mana pertahanannya terbuka, dan dia juga membuka celah saat melayangkan pukulan. Saya akan menggunakan kemampuan tinju saya untuk memanfaatkan situasi itu.”

Dengan ambisi tinggi untuk mengakhiri laga secepat mungkin, Ia tak ingin membiarkan para juri menilai jalannya laga.

Kemenangan knockout pertamanya terjadi dalam penampilan terakhirnya saat ia menunjukkan kekuatan brutal untuk mengalahkan Marie McManamon. Performa seperti itu menunjukkan bahwa daya sengat dan instingnya bisa kembali terjadi Sabtu ini:

“Saya akan meraih knockout. Namun pertarungan tetaplah pertarungan, jadi kamu tak pernah tahu.Saya telah berlatih untuk ini. Saya ingin menampilkan sebuah pertunjukan bagi audiens, dan saya tahu itulah yang akan saya lakukan.”

Rodrigues Sebut Persiapan Ekstra Bisa Membuahkan Hasil

Apa yang membuat laga Kejuaraan Dunia ini semakin menarik adalah cerita di baliknya.

Allycia Hellen Rodrigues awalnya dijadwalkan untuk menjaga sabuknya kontra Shir Cohen, namun batal terlaksana karena cedera sang lawan. Sang Juara Dunia pun harus terus melanjutkan latihannya demi laga ini.

Alih-alih melihatnya sebagai sebuah beban, Rodrigues justru merasa persiapannya jadi semakin matang.

Masa persiapan tambahan telah membuat senjatanya semakin tajam dan fisiknya semakin bugar. Untuk seorang petarung yang telah menjalani latihan intensitas tinggi, waktu ekstra semakin memantapkan mentalnya juga:

“Hal itu tidak mempengaruhi saya sama sekali. Malah, saya jadi semakin siap. Dua masa persiapan beruntun membuat tubuh saya semakin terpompa. Pola pikir saya selalu sama. Sabuk saya jadi pertaruhannya, jadi saya harus memberikan segalanya untuk mempertahankannya.”

A consummate professional in all aspects of the fight game, Rodrigues has perfected the mental side during her impressive World Title reign, and she’s already picturing the moment when her next victory will be achieved at Lumpinee Stadium.

Sebagai seniman profesional yang memiliki kemampuan lengkap, Rodrigues terus membangun kekuatan mentalnya berkat laga bergengsi yang jalani selama menjadi ratu divisi. Hal itu membuatnya tak ragu untuk kembali meraih hasil terbaik di Lumpinee Stadium.

Rasa percaya diri tersebut tak datang begitu saja, tetapi berkat persiapan ekstra selama masa latihan:

“Saya senang membayangkan diri mengangkat tangan ke atas [sebagai tanda kemenangan.] Kita harus percaya pada diri sendiri. Saya bekerja keras selama latihan, dan ini pertama kalinya saya menjalani persiapan berturut-turut tanpa jeda.

“Saya percaya diri. Saya telah menjalani pertarungan menghadapi atlet top. Saya memulainya dengan menghadapi yang terbaik. Saya akan kembali meraih knockout.”

Selengkapnya di Berita

Aliff Sor Dechapan Elmehdi El Jamari ONE Fight Night 32 46 scaled
BamparaKouyate ShadowSinghaMawynn 18 scaled
Chartpayak Saksatoon Ramadan Ondash ONE Friday Fights 114 21 scaled
Tawanchao LiuMengyeng 1200X800
Jeremy Miado Avazbek Kholmirzaev Collage ONE Fight Night 38 1 scaled
Enkh Orgil Baatarkhuu Carlo Bumina ang ONE Fight Night 24 63
Arian Esparza Nontachai Jitmuangnon ONE Fight Night 29 41 scaled
helena
NIK 0271 scaled
Worapon X Lobo scaled
kanaNadaka
Superbon Masaaki Noiri ONE 173 26 scaled