‘Semuanya Sepadan’ – Suakim Mengubah Luka Lama Jadi Sumber Kekuatan Jelang ONE Fight Night 34
Suakim Sor Jor Tongprajin telah mengalami jatuh bangun dalam Muay Thai yang mungkin hanya dirasakan sebagian kecil atlet. Dari kehancuran finansial hingga kelelahan mental, veteran berusia 29 tahun telah merasakan semuanya.
Ia bahkan sempat berpikir untuk meninggalkan olahraga ini untuk selamanya, namun kini ia kembali merasakan sorotan terbesar dalam kariernya.
Pada Sabtu, 2 Agustus, striker dari Thailand ini akan kembali ke arena legendaris Lumpinee Stadium di Bangkok untuk menjalani laga bantamweight Muay Thai kontra Zafer Sayik di ONE Fight Night 34: Eersel vs. Jarvis.
Laga ini akan jadi yang pertama di jam primetime Amerika bagi Suakim setelah menapaki jalan panjang nan terjal dalam ajang mingguan ONE Friday Fights. Baginya, kesempatan ini bisa jadi penebusan setelah melewati kesulitan selama bertahun-tahun baik di dalam maupun di luar ring.
Sebelum bergabung dengan organisasi seni bela diri terbesar di dunia, Suakim telah dikenal sebagai kompetitor berprestasi sebagai Juara Dunia tiga divisi Lumpinee Stadium Muay Thai dengan angka kemenangan nyaris menyentuh 150. Namun pada penghujung 2019, bara apinya untuk bertarung mulai meredup. Ia meninggalkan olahraga yang membesarkan namanya, hutangnya menumpuk, dan ada satu titik di mana ia harus ikut menumpang di rumah orang lain.
Namun, semuanya berubah pada 2023 saat CEO dan Chairman ONE, Chatri Sityodtong, secara pribadi mengundangnya untuk berlaga di ONE Friday Fights.
Suakim mengungkap:
“Titik baliknya adalah ketika Bos Chatri mengundang saya untuk bergabung dengan ONE dan meminta saya untuk kembali bertarung. Kala itu, saya benar-benar kehilangan arah, tidak tahu harus apa, dan semuanya serba salah bagi saya. Jadi, saya putuskan untuk kembali bertarung.”
Sayangnya, aksi kembalinya tidak berjalan mulus. Suakim menderita kekalahan knockout dari Kirill Khomutov di ONE Friday Fights 26.
Kekalahan itu kembali membuatnya mempertimbangkan untuk pensiun. Namun, ia memutuskan untuk kembali berlatih di sasana dan mengevaluasi kekurangannya.
Ia mengatakan:
“Pertarungan pertama itu, saya merasa terpukul. Bukannya tak punya harapan sama sekali, tapi merasa tak bersemangat. Saya pikir ‘Mungkin inilah saatnya. Mungkin saya terlalu tua untuk bertarung.’
“Namun bos saya, sasana say, promotor saya, dan penggemar saya percaya pada saya. Jadi saya putuskan untuk terus berjuang.”
Faktanya, ia berhasil bangkit.
Suakim berhasil meraih lima kemenangan menawan dalam ajang mingguan populer tersebut, termasuk kemenangan TKO atas Komawut FA Group di ONE Friday Fights 100 yang mengantarkannya pada kontrak idaman senilai 100.000 dolar AS (Rp1,6 miliar) dan tempat di jajaran atlet utama ONE.
Torehan itu menjadi titik balik dan mengubah hidupnya.
“Bertarung di ONE [Friday Fights] telah mengubah hidup saya secara signifikan. Sebelumnya, saya punya hutang sebanyak 1 juta Baht, tapi kini semuanya lunas. Saya harus tinggal di rumah orang lain. Kini saya bisa mengontrak rumah sendiri dan bahkan membeli mobil. Saya terbebas dari hutang.
“Sebagai petarung yang hampir berhenti, mendapat kontrak ONE ini serasa seperti mimpi terliar yang pernah ada.”
Suakim Incar Kemenangan Knockout Kontra Zafer Sayik
Meski Lumpinee Stadium adalah arena familiar baginya, Suakim Sor Jor Tongprajin sadar bahwa pertaruhan dalam laga di ONE Fight Night 34 lebih dari biasanya. Ia tak lagi bertarung demi bertahan, tetapi agar bisa berjaya di panggung global.
Zafer Sayik adalah seorang striker berbahaya dari Turki dengan 13 gelar nasional dan beberapa gelar Eropa dalam kickboxing. Dengan motivasi ingin mengincar kemenangan perdana di ONE, dirinya tentu akan tampil lebih spartan.
Selama masa persiapan, Suakim terus mencoba mendorong dirinya dengan berlatih bersama beberapa nama elite di sasan PK Saenchai Muaythaigym seperti Juara Dunia ONE Featherweight Muay Thai Tawanchai PK Saenchai dan raja dua olahraga Prajanchai PK Saenchai.
Ia mengatakan:
“Persiapan saya untuk ONE Fight Night 34 lebih keras dari sebelumnya. Saya lebih bertekad dari biasanya karena ini adalah ajang akbar. Saya ingin menang dalam laga debut di [jam primetime AS.]
“Berlatih bersama juara seperti Tawanchai dan Prajanchai memberi saya motivasi. Saya menyaksikan bagaimana mereka bekerja, dan saya ingin mengikuti langkah mereka. Mungkin saya tidak perlu menjadi juara, tetapi saya ingin mencapai level itu.”
Suakim percaya bahwa senjata utamanya – pukulan keras dan sikutan tajam – akan menjadi kunci bagi kemenangannya. Senjata-senjata ini telah membawanya pada titik seperti sekarang, dan ia berencana menggunakannya untuk membuktikan kualitasnya di bawah lampu sorot jam primetime Amerika.
Jika banyak orang yang melihatnya sebagai atlet terlatih, Suakim tahu betul harga yang harus ia bayar untuk bisa berada di momen seperti sekarang. Dan ia punya satu pesan sederhana bagi penggemarnya:
“Saya akan bertarung di ONE Fight Night 34, dan saya merasa sangat bangga pada diri sendiri. Saya senang bisa mewakili ONE. Segala usaha yang telah saya lakukan selama dua tahun belakangan terasa sepadan.
“Saya lapar untuk menang lewat knockout.”