‘Selayaknya Saudara Dan Sahabat Dekat’ – Nabil Anane Ceritakan Kedekatannya Dengan Yonis

Yonis Anane Liu Junchao ONE Friday Fights 114 12 scaled

Alunan suara pukulan dan ritme lompat tali seperti sudah jadi bagian sehari-hari dari kehidupan di rumah keluarga besar Anane, tempat lahirnya para prajurit seni bela diri.

Bagi Juara Dunia ONE Bantamweight Muay Thai Nabil Anane, tidak ada yang bisa mengenali dirinya dari sang adik, Yonis Anane.

Keduanya telah berlatih selama yang mereka ingat. Ribuan jam yang telah mereka habiskan bersama menjadi sebuah ikatan yang lebih dalam dari sekadar hubungan darah yang mereka miliki. Keterkaitan mereka dibangun dari setiap lebam, luka, dan mimpi yang mereka alami dan jalani.

Dari sesi latihan bersama hingga gemerlapnya panggung dunia, Yonis bukan hanya sekadar adik bagi Nabil:

“Kami selayaknya saudara dan sahabat baik. Kami selalu saling memotivasi, seperti halnya teman.”

Ikatan itu lebih dari sekadar kakak dan adik.

Saat masih belia, mereka berlatih dalam sanana yang sama dan pulang ke tempat yang sama untuk lanjut mengerjakan tugas dari sekolah mereka.

Hari demi hari, mereka saling mengerti kegiatan masing-masing. Yang awalnya kakak adik yang tidur di kamar yang sama, kini berubah menjadi sosok yang bisa mengerti satu sama lain bahkan tanpa lewat untaian kata.

Nabil menceritakan:

“Saat masih kecil, kami tidur di kamar yang sama. Bahkan sekarang pun, kami baru berpisah kamar beberapa bulan lalu. Sebelum itu, kami selalu tidur bersama. Kami melakukan segala sesuatu bersama kami sangat, sangat dekat. Kami saling tahu segala sesuatu tentang diri kami.”

Keakraban yang dibangun sejak masa kecil terus ikut tumbuh hingga dalam karier mereka. Meski kini Nabil telah menjadi raja dalam divisi bantamweight Muay Thai yang sangat sengit, ia tetap melihat Yonis sebagai sosok yang setara dengannya, bukan sebagai adik.

Perjalanan mereka hampir dimulai bersamaan. Dua anak kecil yang sama-sama memasuki gym dengan arahan serta dukungan yang sama hingga bisa mengejar mimpi menuju panggung global.

Ia menjelaskan:

“Kami memulai segalanya pada waktu yang bersamaan. Saya berusia 11 tahun dan dia 8 tahun saat kami memulainya. Latihan yang sama, perjalanan yang sama. Ayah ada di belakang saya dan juga Yonis. Semuanya sama. Dia hanya lebih sedikit lebih uda dan tidak setinggi saya.

“Ibu saya seperti ibu-ibu kebanyakan. Ibu tidak ingin kami bertarung karena merasa takut. Tapi ayah ada di belakang saya. Bahkan adik saya juga petarung, jadi ini tiga lawan satu. Ibu tidak bisa melarang karena kami semua mencintai olahraga ini. Tapi beliau sangat mendukung.”

‘Dia Lebih Berteknik Dibanding Saya’ – Nabil Sanjung Sang Adik, Yonis

Nabil Anane telah menyaksikan bagaimana Yonis tumbuh menjadi jagoan dalam “seni delapan tungkai.” Ia bangga melihat perbedaan serta keunikan gaya bertarung yang sang adik miliki.

Yonis bertarung dengan presisi, tenjangan tajam, serta gerakan yang lentur. Gaya tanding ini telah membawanya menjadi Juara Dunia termuda WBC Muay Thai.

Setelah melewati banyak sesi latihan bersama, sang raja ONE bantamweight Muay Thai bisa melihat keunikan dari Yonis yang membuatnya berbeda dari petarung lain di usianya.

Nabil mengungkap:

“Dia lebih berteknik dibanding saya. Dia menendang dengan baik, dan pergerakannya sangat bagus.

“Dia bertarung dengan agresif pada pertarungan pertamanya. Kini dia bertarung mengandalkan teknik, tetapi akhir-akhir ini, dia mulai agresif lagi. Dia bisa berganti gaya tergantung pada siapa lawannya.”

Kemampuan adaptif itu terbukti dalam laga perdana Yonis di panggung global.

Dalam debut global di ONE Friday Fights 114 pada Juni lalu, atlet 18 tahun ini menang lewat keputusan mutlak atas Liu Junchao dalam laga strawweight Muay Thai.

Dari awal bel berbunyi, Yonis tampil penuh kalkulasi dengan mengandalkan serangan balik untuk menangkis serangan Liu dan mengundangnya untuk melayangkan banyak serangan. Dari situ, ia membalas dengan terjangan lutut tajam dari posisi clinch.

Malam itu juga menjadi malam yang bersejarah bagi keduanya.

Setelah Yonis merayakan kemenangan monumentalnya, Nabil juga membuat sejarah beberapa jam kemudian. Ia dinobatkan sebagai Juara Dunia sejati ONE Bantamweight Muay Thai dari status awalnya sebagai juara interim.

Kini, saat Yonis juga mencoba untuk menaiki tangganya menuju podium Juara Dunia di ONE, Nabil tetap berada di tempat yang sama – di belakang sang adik untuk selalu memperhatikan langkahnya.

Nabil berujar:

“Setiap saat dia membutuhkan bantuan, saya akan selalu ada untuknya.”

Selengkapnya di Berita

AndradeBaatarkhuu
Aliff Sor Dechapan Elmehdi El Jamari ONE Fight Night 32 46 scaled
BamparaKouyate ShadowSinghaMawynn 18 scaled
Chartpayak Saksatoon Ramadan Ondash ONE Friday Fights 114 21 scaled
Tawanchao LiuMengyeng 1200X800
Jeremy Miado Avazbek Kholmirzaev Collage ONE Fight Night 38 1 scaled
Enkh Orgil Baatarkhuu Carlo Bumina ang ONE Fight Night 24 63
Arian Esparza Nontachai Jitmuangnon ONE Fight Night 29 41 scaled
helena
NIK 0271 scaled
Worapon X Lobo scaled
kanaNadaka