‘Secara Mental Dia Mungkin Belum Siap’ – Regian Eersel Janji Hancurkan George Jarvis Di ONE Fright Night 34
George “G-Unit” Jarvis mungkin telah berupaya keras demi bisa ada di titik ini, tapi bagi Regian “The Immortal” Eersel, laga mendatang di ONE Fight Night 34 tak ubahnya seperti pertarungan lain yang menunjukkan dominasinya.
Striker berusia 32 tahun ini akan berusaha menjaga sabuk Juara Dunia ONE Lightweight Muay Thai untuk ketiga kalinya pada Sabtu, 2 Agustus, waktu Indonesia dan tayang pada jam primetime AS dari Lumpinee Stadium di Bangkok, Thailand.
Laga ini akan menjadi atraksi utama dari ajang penuh bintang.
“The Immortal” bisa kembali mengukuhkan namanya sebagai salah satu striker terbaik di dunia saat ini. Meski mengagumi perjuangan Jarvis, Eersel percaya bahwa sang lawan tidak memiliki pengalaman bertanding di laga Kejuaraan Dunia.
Eersel mengatakan:
“Dia tidak pernah menghadapi lawan seperti saya, tapi saya juga demikian. Saya tidak pernah menghadapi lawan sepertinya. Tapi kamu tahu kenapa saya masih tetap jadi juara. Itulah mengapa saya bilang ada level-levelnya dalam permainan ini.”
Dengan catatan tak pernah terkalahkan dalam Muay Thai selama sembilan tahun, pria jangkung ini sudah makan asam garam dalam menumbangkan lawan.
Eersel berujar bahwa kekurangan Jarvis adalah stamina dan daya tahan. Dengan fakta bahwa sang penantang hanya pernah berlaga dalam tiga ronde di ONE Championship, Eersel siap mendominasinya pada ronde keempat atau kelima.
Ia mengatakan:
“Secara mental, mungkin dia belum siap untuk lima ronde. Dia hanya bertarung selama tiga ronde di ONE Championship. Jadi pada ronde kejuaraan, saya pikir dia akan hancur. Tapi kamu tak pernah tahu. Saya akan melihat seberapa besar dia menginginkan ini. Saya hanya akan membiarkannya merasakan energi dan tekanan, tekanan, tekanan, dan tekanan dari saya.”
Eersel Berjaya Dalam Atmosfer Elektrik Di Lumpinee
Area sakral Lumpinee Stadium selalu menciptakan sebuah atmosfer yang tak bisa dirasakan di arena lain, di mana teriakan dan gairah dari fans bisa membuat motivasi seorang petarung memuncak atau bahkan terbenam.
Bagi Regian Eersel, arena legendaris di Bangkok ini selalu menjadi panggung sempurna untuk menunjukkan kemampuannya sebagai Juara Dunia.
Eersel mengatakan:
“Terkadang saat fans menggila, saya tak bisa mendengar mereka karena penonton di Lumpinee Stadium sangat dekat, hampir duduk di sisi ring. Tapi seringnya, saya masih bisa mendengar suara dari pelatih saya. Mereka seperti punya joystick dan sayalah pemainnya.”
Hubungan antara petarung dan penonton di Lumpinee menciptakan sebuah momen unik yang membedakan para juara dengan petarung biasa. Eersel tahu cara untuk menyerap energi ini dan mengubahnya menjadi motivasi bahkan saat teriakan mereka tak ramah baginya.
Alih-alih merasa terintimidasi suara penonton yang mendukung lawannya, petarung asal Belanda dan Suriname ini justru semakin bertenaga untuk menjadikannya sebagai alasan untuk memenangi laga.
Ia mengatakan:
“Menggairahkan. Para fans hampir seperti duduk di sisi ring saat kamu bertarung di sana. Jadi hal ini membuat semangat seorang petarung dan memberi motivasi, terutama jika fans meneriakan nama lawanmu. Hal itu memberimu motivasi untuk berupaya ekstra.”