Allycia Hellen Rodrigues Yakin Menang Atas Stamp: ‘Saya Akan Rebut Sabuk Ini’

Brazilian Muay Thai fighter Allycia Hellen Rodrigues

Allycia Hellen Rodrigues akan mencetak debutnya bersama ONE Championship, Jumat ini, tanggal 28 Agustus, dan ia berharap mengakhiri malam itu sebagai penguasa baru dalam divisi atomweight Muay Thai.

Untuk mencapai mimpi tersebut, striker Brasil ini harus melengserkan Juara Dunia ONE Atomweight Muay Thai Stamp Fairtex dalam ajang ONE: A NEW BREED di Bangkok, Thailand.

Ini tidak akan menjadi tugas yang mudah, namun sang pendatang baru ini yakin ia dapat melakukannya.

“Saya sangat yakin akan laga ini,” kata Rodrigues.

“Itu akan menjadi laga keras menghadapi lawan yang sangat berpengalaman, namun saya akan masuk dengan persiapan terbaik. Setiap hari, saya telah melakukan yang terbaik dalam latihan. Ini adalah kesempatan hebat dan saya tidak ingin membuangnya. Saya akan memenangkan sabuk ini.”

Wanita berusia 22 tahun asal Ceará, Brazil, ini telah menunggu selama enam tahun untuk momen ini.

Pada tahun 2014, ia mengikuti jejak kakak perempuannya dan mulai berlatih Muay Thai. Semakin ia berlatih, semakin ia jatuh cinta pada “seni delapan tungkai.”

Setelah hanya tiga bulan berlatih, bakat muda ini siap memasuki ring.

“Profesor saya di Brasil bertanya apakah saya ingin bertanding, dan saya mengatakan ‘ya’. Saya ingin menguji diri saya sendiri dan mengetahui apa rasanya berkompetisi,” kenangnya.

“Saya akhirnya bertanding, dan sejak itu, saya tidak ingin berhenti bertarung. Saya hanya ingin berlatih untuk dapat bertanding kembali.”



Di bawah bimbingan pelatihnya, Alexandre Johnson, Rodrigues mewakili tim Black Thai dan mulai bertanding.

Ia segera menjadi praktisi Muay Thai wanita peringkat teratas di Brasil dan merebut enam gelar, termasuk Kejuaraan Super Girls dalam kategori di bawah 50 kilogram.

Namun, pada tahun 2018, Rodrigues tidak mendapatkan banyak kesempatan bertanding di Amerika Selatan untuk memuaskan keinginannya dalam Muay Thai. Ia ingin hidup dan bernafas dalam olahraga itu, maka ia meninggalkan rumahnya dan pindah ke tanah kelahiran olahraga ini.

“Saya membuat keputusan ini karena, di Brasil, saya tidak mendapatkan banyak kesempatan. Saya bertanding hanya sekali setahun dan merasa kurang mendapatkan aksi,” katanya.

“Saya ingin membangun kisah saya sendiri. Saya ingin bertumbuh besar dalam dunia pertarungan, maka saya memutuskan untuk datang ke Thailand demi mendapatkan lebih banyak pengalaman, berlaga melawan petarung terbaik dan membangun kisah saya.”

Untuk bab berikutnya dalam kisah ini, Rodrigues bergabung bersama Phuket Fight Club, dimana ia berlanjut menajamkan tekniknya sambil membuat kehadirannya terasa di skena lokal.

Pada bulan Maret 2019, atlet Brasil ini berpartisipasi dalam turnamen empat orang di festival Nai Khanom Tom festival di Ayutthaya. Di sana, ia mengalahkan Dangkongfah Jaosuanoy Muaythai dalam babak semifinal, kemudian menaklukkan Thananchanok Kaewsamrit di babak final untuk menjadi Juara Ayutthaya Miracle.

Akhirnya, Rodrigues membangun rekor impresifnya menjadi 30-5, yang membawanya mencari tantangan lebih besar lagi. Dengan bekal ini, ia bergabung dengan organisasi bela diri terbesar di dunia dan akan menantang Stamp demi penghargaan tertinggi dalam olahraga itu – gelar Juara Dunia ONE Atomweight Muay Thai.

Rodrigues cukup familiar dengan superstar Thailand itu. Faktanya, ia meyakini bahwa mereka berbagi gaya bertarung yang mirip dan ia mengetahui apa yang akan dihadapinya Jumat ini.

“Saya telah menonton beberapa laga Stamp bersama ONE, dan saya mengetahui ia adalah petarung yang agresif dan kuat. Ia suka sekali menendang dan memukul, dimana saat ia masuk ke dalam clinch, ia suka melontarkan lututnya,” kata sang penantang ini.

“Saya harus melindungi diri saya sendiri karena itu akan menjadi sebuah laga dengan sarung tangan kecil. Saya harus membendung tendangannya, saya tak dapat membiarkannya menjalankan game plan-nya dan harus membuatnya sangat tidak nyaman dalam laga itu.”

https://www.instagram.com/p/B_s0d1xhHYb/

Untuk melakukan itu, Rodrigues berencana menempatkan Stamp pada posisi bertahan dan secara konstan menyerang perwakilan Fairtex ini dengan senjata terbaiknya – tendangan depan, tendangan rendah, pukulan dan serangan siku.

“Strategi saya adalah untuk selalu menekannya setiap waktu,” kata Rodrigues.

“Saya akan mencoba menjalankan game plan saya, bergerak maju, menekan tanpa membiarkannya bernafas dan membuatnya lelah. Itu yang kami kerjakan di [kamp] latihan. Saya akan menekan dengan keras.”

Rodrigues sangat mengetahui bahwa akan sulit untuk melengserkan sang penguasa divisi ini. Pada saat yang sama, ia merasa siap untuk menjalani momen yang berpotensi mengubah kehidupannya ini.

“Saya sangat senang dengan kesempatan ini. Ini adalah langkah besar dalam karier saya,” kata atlet Brasil itu.

“Saya ingin menjadi terkenal. Saya ingin menjadi juara. Saya ingin menunjukkan apa yang dapat saya lakukan pada semua orang – untuk menunjukkan bahwa saya dapat meraih posisi itu dan berada di antara yang terbaik, serta berkompetisi dengan para petarung terbaik.”

“Saya tahu ini tidak akan menjadi laga yang mudah. Stamp adalah petarung luar biasa, dan ia telah mempertahankan sabuknya beberapa kali. Namun, saya sangat yakin. Saya sangat siap untuk laga ini. Saya akan mengikuti game plan saya dan menekannya, dan saya yakin akan mendapatkan sabuk ini.”

Baca juga: Cara Menyaksikan ONE: A NEW BREED

Selengkapnya di Berita

Smilla Sundell Allycia Hellen Rodrigues ONE Fight Night 14 20 scaled
Superlek Kiatmoo9 Rodtang Jitmuangnon ONE Friday Fights 34 55
Victoria Souza Noelle Grandjean ONE Fight Night 20 9
Smilla Sundell Allycia Hellen Rodrigues ONE Fight Night 14 25 scaled
Yamin PK Saenchai Zhang Jinhu ONE Friday Fights 33 29
Hiroki Akimoto Petchtanong Petchfergus ONE163 1920X1280 4
Nong O Hama Kulabdam Sor Jor Piek Uthai ONE Friday Fights 58
NL 2539
Regian Eersel Alexis Nicolas ONE Fight Night 21 12
Jake Peacock Kohei Shinjo ONE Friday Fights 58 65
Ben Tynan Duke Didier ONE Fight Night 21 7
Superbon Marat Grigorian ONE Friday Fights 95