Victoria Lee: Laga Berikutnya, Mimpi Besar & Acuhkan ‘Hype’

Singaporean-American MMA fighter Victoria Lee celebrates her debut victory

Remaja sensasional bernama Victoria “The Prodigy” Lee membuktikan seluruh ‘hype’ yang mendahului debutnya di ONE Championship, dan ia akan menampilkan penampilan dominan dalam aksi keduanya.

Atlet atomweight berusia 17 tahun ini, yang mencetak submission atas Sunisa “Thunderstorm” Srisen pada Februari lalu, akan kembali melawan veteran Tiongkok “Little Sprouts” Wang Luping di ONE: BATTLEGROUND, ajang tertutup yang ditayangkan secara langsung dari Singapore Indoor Stadium, Jumat, 30 Juli.

Ini juga menjadi sebuah langkah besar lainnya bagi Lee, yang dianggap sebagai bintang baru berikutnya dalam seni bela diri campuran.

Seluruh ekspektasi besar itu hadir karena peranan kedua kakaknya yang menjadi superstar – Juara Dunia ONE Women’s Atomweight “Unstoppable” Angela Lee dan Juara Dunia ONE Lightweight Christian “The Warrior” Lee – tetapi Victoria tetap terfokus untuk menciptakan jalurnya sendiri menuju kejayaan.

Dalam wawancara eksklusif ini, remaja fenomenal tersebut berbagi tentang apa saja yang ia pelajari dalam debut profesionalnya, pemikirannya untuk masa depan, mengapa musim panas 2021 menjadi yang terbaik bagi dirinya, serta masih banyak lagi.

Victoria Lee fights Sunisa Srisen at ONE: FISTS OF FURY on 26 February

ONE Championship: Bagi kebanyakan murid sekolah menengah atas, ini adalah libur musim panas, tetapi anda berlatih untuk laga yang sangat penting. Seperti apa jadwal keseharian anda sekarang?

Victoria Lee: Saya bangun pada pukul tujuh pagi, sama seperti saat saya akan pergi ke sekolah, tetapi saya berlatih di sasana. Lalu, saya berlatih sampai pukul 10:30, pulang, makan siang, lalu bersantai dan merawat semua anjing peliharaan saya. Kemudian saya kembali ke sasana untuk sesi malam hari.

ONE: Mari berbicara tentang laga profesional pertama anda di bulan Februari. Bagaimana minggu pertandingan itu, terutama dengan situasi unik menjelang gelaran itu?

VL: Ada banyak hal yang familiar, tetapi itu juga terasa berbeda karena saya melihat prosesnya dari kompetisi yang dijalani kakak-kakak saya. Saya cukup mengetahui alur wawancara, sesi foto, dan lainnya.

Namun, berada di tempat duduk itu, menjawab seluruh pertanyaan, serta berada di tengah sesi foto adalah pengalaman yang sama sekali berbeda. Secara keseluruhan, saya menikmati pengalaman tersebut.

Saya benar-benar berharap keluarga saya dapat terbang bersama saya, namun restriksi COVID di Singapura itu sangat ketat. Saya hanya beruntung dapat membawa ayah dan ibu saya di sana.

ONE: Apakah pelajaran terbesar yang anda pelajari dari laga melawan Sunisa Srisen itu?

VL: Saya mampu mengambil banyak pengalaman dari laga tersebut. Memasuki laga berikut ini, saya merasa lebih siap. Saya mengetahui runutan hal-hal yang akan terjadi.

Memasuki laga terbaru saya itu, saya mendengarkan para pelatih menjelaskannya kepada saya, namun kini saya memiliki pengalaman dan pengetahuan dari mereka. Dan, saya kira itu akan lebih membantu saya dalam pemusatan [latihan] ini.

ONE: Seperti yang anda katakan, anda bersiap untuk laga berikutnya. Apa yang anda ketahui tentang lawan anda, Wang Luping?

VL: Saya kira lawan saya berikutnya lebih berpengalaman dari Srisen. Saya kira ia berkemampuan lengkap, petarung yang mengandalkan kekuatan, dan saya kira gaya kami cocok satu sama lain. Ini akan menjadi laga yang bagus bagi saya.

Saya kira kekuatan terbesarnya adalah teknik striking-nya. Ia nampak seperti striker yang mengandalkan kekuatan – menyerang untuk menjatuhkan lawan. Tetapi saya juga telah mengasah striking saya, grappling saya, teknik gulat, seluruh permainan MMA itu. Oleh karena itu, saya kira cara saya memadukannya dalam laga, itu akan menetralisir kekuatannya.

ONE: Wang berkata bahwa kemampuan striking miliknya lebih baik dari anda. Apakah anda memiliki jawaban untuk itu?

VL: Saya kira tiap petarung harus memiliki keyakinan dalam diri mereka untuk menjalani sebuah laga. Dan bagi saya, apa yang lawan katakan tak terlalu berpengaruh. Satu-satunya yang berpengaruh adalah apa yang terjadi di dalam arena.

Maka, saya hanya terfokus pada diri saya sendiri, dan bukan dengan apa yang terjadi di seberang sana, dan kita akan melihat apa yang terjadi saat kami bertemu di dalam arena.

Victoria Lee fights Sunisa Srisen at ONE: FISTS OF FURY on 26 February

ONE: Anda akan memiliki keunggulan tinggi badan dan jangkauan. Keuntungan seperti apa yang didapatkan, terutama melawan striker yang akan masuk ke dalam jarak demi menyarangkan serangan kuat?

VL: Saya kira saya dapat menggunakan tinggi badan dan jangkauan saya untuk meraih keunggulan dalam mengendalikan jarak demi memadukan serangan atas dan takedown.

Tetapi, walau ia adalah petarung yang lebih pendek dengan jangkauan di bawah saya, saya tidak meremehkannya karena footwork dapat mengatasi keunggulan jarak. Maka, saya akan tetap tajam, dan saya tak akan meremehkannya.

ONE: Saran apa yang anda dapatkan dari Angela dan Christian untuk laga melawan Wang ini?

VL: Mirip dengan laga terakhir saya, dimana lawan saya juga memiliki pengalaman lebih banyak daripada saya, saya merasa ini akan menjadi proses yang mirip saat memasuki laga ini. Pemikiran yang sama untuk tetap terfokus dan meyakini pelatihan yang kami lakukan, mempercayai game plan, serta berusaha meraih penyelesaian.

ONE: Dalam dunia yang sempurna, bagaimana anda menginginkan laga ini berakhir?

VL: Laga ini akan berakhir dengan penyelesaian ronde pertama.

ONE: Apakah anda memiliki preferensi terkait penyelesaian yang anda inginkan?

VL: Cara kami berlatih di sini [di United MMA], cara ayah saya melatih kami, adalah untuk mengincar penyelesaian apa pun itu, karena kita sedang bertarung. Maka, penyelesaian tercepat adalah caranya.

Victoria Lee fights Wang Luping at ONE: BATTLEGROUND on 30 July

ONE: Banyak sekali ‘hype’ yang terkait dengan anda, karena para penggemar melihat seberapa cepat kakak-kakak anda meraih gelar Juara Dunia. Apakah yang anda katakan pada mereka yang mungkin tidak mempercayai ‘hype’ itu?

VL: Nah, keluarga saya jelas telah sangat membantu saya melewati perjalanan ini, memberi saya segala yang saya butuhkan untuk meraih kesuksesan. Dan beberapa saran yang mereka berikan adalah untuk membatasi segala sesuatunya.

Blok semua komentar negatif, serta bahkan komentar positif juga, karena semua orang di luar lingkup anda itu tidak relevan. Satu-satunya kelompok orang yang berarti hanyalah keluarga anda, dan sejauh ini, itulah yang saya lakukan. Dan saya mampu terfokus pada laga saya dan mengabaikan segala sesuatu yang terjadi di luar sana.

ONE: Seberapa penting bagi anda untuk mempertahankan rekor tak terkalahkan?

VL: Saya memperlakukan tiap laga layaknya itulah laga yang terpenting dalam hidup saya, karena itu kenyataannya. Tujuan saya adalah untuk menjadi yang terbaik satu hari nanti dan menjadi Juara Dunia. Maka, saya harus memperlakukan tiap laga seperti itulah laga terpenting dalam hidup saya, dan itulah yang saya lakukan saat ini.

ONE: Apa yang akan menjadikan ini musim panas terbaik dalam hidup anda?

VL: Ini telah menjadi musim panas terbaik dalam hidup saya. Saya memiliki pekerjaan yang luar biasa, dan musim panas ini, saya dapat menghabiskannya bersama dua keponakan saya untuk pertama kalinya, Ava Marie dan Alia Mae. Maka, saya berkata bahwa inilah musim panas terbaik bagi saya sejauh ini.

Baca juga: Victoria Lee: ‘Keluarga Menjaga Saya Agar Tetap Rendah Hati’

Selengkapnya di Berita

Yamin JoachimOuraghi 1920X1280
Adrian Lee
Milena Sakumoto Bianca Basilio ONE163 1920X1280 42
Smilla Sundell Allycia Hellen Rodrigues ONE Fight Night 14 20 scaled
Superlek Kiatmoo9 Rodtang Jitmuangnon ONE Friday Fights 34 55
Victoria Souza Noelle Grandjean ONE Fight Night 20 9
Smilla Sundell Allycia Hellen Rodrigues ONE Fight Night 14 25 scaled
Yamin PK Saenchai Zhang Jinhu ONE Friday Fights 33 29
Hiroki Akimoto Petchtanong Petchfergus ONE163 1920X1280 4
Nong O Hama Kulabdam Sor Jor Piek Uthai ONE Friday Fights 58
NL 2539
Regian Eersel Alexis Nicolas ONE Fight Night 21 12