Thanh Le ‘Bimbang’ Melihat Artis Media Sosial Di Olahraga Tarung

Thanh Le ONE DREAMS OF GOLD ADUX IMG_7899

Beberapa tahun terakhir telah menjadi kebangkitan besar dalam persilangan antara artis media sosial dan olahraga tarung, dimana Juara Dunia ONE Featherweight Thanh Le masih mempertanyakan apakah ini akan menjadi hal yang baik untuk seni bela diri secara keseluruhan.

Seperti banyak orang lainnya — baik para penggemar dan petarung — striker keturunan Vietnam-Amerika ini dapat melihat kedua sisi dari koin itu.

“Saya sedikit bimbang. Saya kira publik juga merasa sedikit bimbang,” kata Le.

Melihat ke elemen positif, Le senang melihat siapa pun yang dapat menghasilkan uang dari ketenaran dan jangkauan mereka, dan ia pun menyadari adanya kesempatan di dalam pasar dimana para influencer ini sepenuhnya mengambil keuntungan dari sana.

“Anda membangun pengikut dan, jelas, banyak orang ingin melihat anda melakukan banyak hal, karena mereka mengikuti platform media sosial anda,” kata perwakilan 50/50 dan MidCity MMA ini.

“’Kalian semua ingin melihat saya melompat dari gedung ke dalam air? Kalian juga ingin melihat saya memukul pria ini di wajahnya?’ Itu semua cukup keren. Mereka berada di sisi hiburan dari olahraga ini dan [ruang] untuk menghibur, benar? 

“Saya tak dapat membenci mereka. Mereka menghasilkan uang karena mereka meraih banyak pengikut. Mereka mendapatkan dua atau tiga juga pengikut di Instagram, TikTok dan semua itu. Mereka di luar sana, mengambil keuntungan dari itu.”

“Saya bukanlah pembenci, tidak pernah. Sejujurnya, saya tak akan pernah membenci siapa pun yang dapat menghasilkan uang. Dan itu adalah uang yang bersih.”

Thanh Le fights Martin Nguyen at ONE: INSIDE THE MATRIX on Friday, 30 October

Namun di sisi sebaliknya, para artis media sosial ini mendapatkan banyak uang tanpa memiliki pengalaman sebenarnya dalam dunia olahraga tarung, sementara para atlet yang mendedikasikan kehidupan mereka ke dalam seni ini tak selalu mendapatkan kesempatan yang sama.

Memasuki jajaran teratas dalam dunia bela diri campuran itu sangat sulit – baik secara mental, fisik dan finansial – dan hal itu berdampak besar pada para pria dan wanita yang berkorban besar demi mencapai posisi tersebut.

Oleh karena itu, walau menyelak antrian menuju ajang terbesar mungkin dapat dimengerti, hal itu juga meninggalkan rasa pahit bagi sang penguasa divisi featherweight ini.

Tetapi sekali lagi, jika itulah jalur yang digunakan untuk mendapatkan penghasilan, Le dapat mengerti itu.

Saya berpikir bahwa mereka tak seharusnya menghasilkan lebih banyak uang dari orang-orang yang mempertaruhkan segalanya, melawan kompetitor tingkat tinggi dan benar-benar menyajikan aksi itu,” katanya.

Jika saya tak dapat melakukan apa yang saya lakukan, dan saya harus membangun pengikut dengan cara itu dan menghasilkan uang, saya akan melakukan hal yang sama. Kecuali, anda tahu, saya tahu bagaimana cara bertarung dan kami telah berlatih keras, maka kami mengikuti sisi [sebenarnya] dari bisnis ini.”



Berdasarkan hal itu, Le menyadari bahwa kemampuan untuk menciptakan permintaan akan sebuah ajang olahraga adalah keahlian tersendiri, bahkan jika itu bukanlah sesuatu yang ia sukai.

Mereka yang gemar mengobral kata-kata memang selalu menarik perhatian saat berlaga, dan generasi influencer baru ini mengetahui cara melakukan itu, bahkan jika kemampuan mereka di dalam ring tak sebanding dengan para atlet profesional.

“Sekali lagi, kita memiliki para penggemar yang ingin melihat sesuatu, dan mereka mungkin ingin membayar lebih mahal untuk melihat jenis laga seperti itu daripada dua petarung ahli yang masuk ke dalam sana dan berusaha membunuh satu sama lain. Jika itu caranya, saya mengerti, [tetapi] saya tidak setuju dengan itu,” kata Le.

“Saya kira para penggemar akan ingin melihat para pria dalam tingkatan tertinggi. Saya menyaksikan NFL karena saya ingin melihat tingkatan tertinggi dari para pemain [American] football berlaga melawan pemain yang setingkat dengan mereka, serta melihat hasilnya. Saya menikmati itu.”

“Namun beberapa orang ingin melihat [American] football tingkatan sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas, dan mungkin ada beberapa pertarungan yang terjadi di kursi penonton, dan itu menjadi pertunjukkan yang lebih baik dari ajang NFL Super Bowl bagi mereka. Saya mengerti. Saya tak berada di sisi bisnis itu, tetapi saya mengerti.”

Thanh Le fights Martin Nguyen at ONE: INSIDE THE MATRIX on Friday, 30 October

Para influencer seperti Jake Paul, Logan Paul dan KSI telah melawan satu sama lain – dan menghadapi petarung profesional – maka penggabungan dua dunia ini semakin nyata.

Logan Paul berhadapan dengan Floyd Mayweather dalam sebuah eksebisi tinju, sementara adiknya Jake mengalahkan Ben Askren dalam sebuah kontes tinju profesional.

Logan juga menyampaikan keinginannya untuk berlaga dalam seni bela diri campuran satu saat nanti. Le tak akan sepenuhnya menentang ide tersebut, walau ia tak berpikir bahwa bintang YouTube itu akan dapat bertahan melawannya.

Saya jelas tak akan menjadi pembenci untuk hal tersebut, namun saya juga ingin mendapatkan bagian dari situ jika saya dapat memutuskannya,” kata penguasa featherweight ini.

Jika saya menghadapi Logan Paul, seperti apa laga itu akan berjalan? Ia memang memiliki dasar gulat yang cukup baik dan jelas memiliki pengalaman dalam tinju. Permasalannya, saya bukanlah petarung tradisional, maka banyak hal yang akan berjalan dengan canggung dan aneh bagi dirinya.”

Saya mengira bahwa ia tak akan mampu melewati seluruh tendangan itu, dan saya kira ia akan tertidur dalam waktu 30 detik. Atau beberapa menit, siapa yang tahu? Mungkin saya akan cukup sabar melawannya. Tetapi saya mengira itu sama sekali tidak akan berjalan baik untuk dirinya.”

Ia adalah pria yang besar. Jelas, kita mengetahui bahwa ukuran tubuh bukanlah permasalahan. Jika tingkat kemampuan [kedua petarung] itu sama, maka ukuran tubuh akan berperan besar. Tetapi, ya, saya jelas akan senang mengenakan sarung tinju dan berlaga melawan seseorang yang jauh lebih besar demi membuktikan pada para penonton, dunia dan penggemar bahwa teknik adalah segalanya.”

Baca juga: Thanh Le Bedah 5 Penantang Teratas Featherweight MMA

Selengkapnya di Berita

Thongpoon PK Saenchai Timur Chuikov ONE Fight Night 19 41 scaled
Sean Climaco
Ben Tynan Duke Didier ONE Fight Night 21 29
Suriyanlek Por Yenying Tomyamkoong Bhumjaithai ONE Friday Fights 41 23 scaled
Eko Roni Saputra Hu Yong ONE Fight Night 15 28 scaled
Zakaria El Jamari 1200X800
Yamin PK Saenchai Joachim Ouraghi ONE Friday Fights 59 8
Yamin JoachimOuraghi 1920X1280
Adrian Lee
Milena Sakumoto Bianca Basilio ONE163 1920X1280 42
Smilla Sundell Allycia Hellen Rodrigues ONE Fight Night 14 20 scaled
Superlek Kiatmoo9 Rodtang Jitmuangnon ONE Friday Fights 34 55