Setelah Kekalahan Kontroversial, Stamp Incar Penebusan Besar

Stamp Fairtex Alyona Rassohyna UNBREAKABLE III 1920X1280 2

Mantan ratu dua divisi Stamp Fairtex ingin mengenai dua sasaran dalam satu lemparan batu di ONE: EMPOWER.

Pada hari Jumat, 28 Mei, megabintang Thailand ini akan memasuki laga ulang melawan penantang peringkat ketiga divisi atomweight Alyona Rassohyna dalam babak perempat final ONE Women’s Atomweight World Grand Prix yang diselenggarakan pada ajang terobosan khusus wanita itu.

Dalam prosesnya, Stamp akan memiliki kesempatan untuk membalas kekalahan kontroversial dan memasuki babak semifinal dari turnamen wanita terbesar dalam sejarah disiplin bela diri campuran.

“Laga ini sangat berarti bagi saya,” kata warga Pattaya berusia 23 tahun ini.

“Terlepas dari turnamen terbesar bagi seniman bela diri campuran wanita, inilah kesempatan saya untuk memperbaiki kesalahan saya dalam laga terakhir itu.”

“Saya ingin membuktikan bahwa saya benar-benar lebih baik dari dirinya dan [bahwa saya] dapat mengalahkannya. Saya melakukan apa pun semampu saya untuk memenangkan laga ini.”

Stamp, yang adalah mantan Juara Dunia ONE Atomweight Kickboxing dan Muay Thai, selalu ingin menjadi sosok pertama yang memenangkan sabuk emas Juara Dunia dalam tiga disiplin.

Perwakilan Fairtex ini berada dalam jalurnya untuk menyelesaikan pencapaian bersejarah itu setelah memenangkan lima laga bela diri campuran perdananya – empat melalui penyelesaian dan satu  lewat kemenangan mutlak.

Ia lalu bertemu dengan Rassohyna pada Februari lalu, dalam laga utama ONE: UNBREAKABLE III, dimana ia menyerang atlet Ukraina itu dengan teknik striking kelas dunia, hampir mencetak penyelesaian pada ronde pertama, dan tetap menekan dalam ronde-ronde berikutnya.

Sebuah kemenangan mutlak nampak menjadi milik Stamp, tetapi segalanya berubah pada detik-detik terakhir stanza penutup.



Pada momen-momen terakhir, Rassohyna mengamankan guillotine choke dan menekan dengan kuat. Hanya dengan tujuh detik tersisa, atlet Thailand itu tap-out di pundak lawannya, yang dilihat Olivier Coste viewed sebagai sebuah submission dan memberinya alasan untuk menghentikan laga tersebut.

Namun, menurut Stamp, itu sama sekali bukan menjadi tujuannya.

“Saya tak bermaksud untuk tap-out,” tegasnya. “Dalam posisi tersebut, saya melakukan apa yang saya pelajari dari latihan saya. Untuk selamat dari kuncian leher itu, kita harus menarik wajah lawan.”

“Saat itu, saya masih dapat bernafas. Saya mencoba meraih wajahnya, namun itu membuat wasit salah mengerti dan sayangnya itu terlihat seperti saya tap-out. Tetapi, saya mengerti bahwa reaksi wasit itu sepenuhnya terkait dengan keselamatan para atlet.”

Ungkapan kebingungan dan frustrasi dari wanita asal Thailand ini segera nampak setelah Coste menghentikan laga. Setelah menyadari apa yang terjadi, Stamp segera memprotes keputusan tersebut dengan lantang – tetapi keadaan berkata lain.

“Saya mengakui bahwa saya sangat marah, seperti yang anda lihat,” tambahnya.

“Setelah saya kembali ke kamar hotel, saya berbaring dan menangis semalaman. Saya bukanlah orang yang mengeluh di media sosial atau di depan publik. Saya melakukan protes di arena, itu benar. Saya tidak tahu apa yang orang lain pikirkan, namun saya tahu saya tidak tap-out.”

Untungnya, bagi Stamp, ia akan mendapatkan kesempatan emas untuk menebus semua itu pada tanggal 28 Mei.

Dan setelah laga tiga ronde mereka di awal tahun ini, perwakilan Fairtex ini menjadi sangat familiar dengan kekuatan Rassohyna dan ia merancang sebuah game plan untuk mementahkan itu di Singapore Indoor Stadium.

“Ia sangat bagus di ground, itu sudah sangat jelas,” kata atlet Thailand itu.

“Kuncian armbar adalah teknik paling berbahaya yang ia miliki, namun saya menghindarinya dalam laga terakhir. Saya jelas akan bersiap dengan permainan ground-nya, tetapi saya akan membawa sesuatu yang lain [ke dalam Circle] untuk memastikan bahwa saya memenangkan laga ulang itu.”

“Sesuatu yang lain” itu adalah insting pemburu yang ia miliki, yang dirasanya kurang terlihat saat pertemuan pertama mereka.

Namun saat ini, ketika ia dapat membalas satu-satunya kekalahan dalam laga MMA dan memasuki babak semifinal ONE Women’s Atomweight World Grand Prix, Stamp berjanji akan memanfaatkan kesempatan emas ini.

“Pengalaman terakhir saya mengajarkan bahwa saya harus mengambil kesempatan dan menyelesaikan laga secepat mungkin, saat kesempatan itu tersedia,” katanya. “Saya akan melakukan apa pun yang harus saya lakukan dalam laga ini untuk keluar dari arena dengan tangan terangkat.”

Baca juga: Alyse Anderson Berencana Hentikan ‘Hype’ Itsuki Hirata

Selengkapnya di Berita

Panrit and Alexey Balyko face off at ONE Friday Fights 57 weighins
Jeremy Pacatiw Tial Thang ONE 164 1920X1280 57
Jonathan Di Bella Danial Williams ONE Fight Night 15 84 scaled
John Ghazali X Nguyen Tran Duy Nhat
Marat Grigorian Sitthichai Sitsongpeenong ONE 165 50 scaled
Alexis Nicolas Magomed Magomedov ONE Friday Fights 47 39
Xiong Stamp JH Superlek
Duke Didier Jasur Mirzamukhamedov ONE158 1920X1280 25
Seksan Or Kwanmuang River Daz ONE Friday Fights 46 98 scaled
Tawanchai PK Saenchai Superbon Singha Mawynn ONE Friday Fights 46 61 scaled
Izaak Michell ONE Championship
Panrit Lukjaomaesaiwaree Kongklai Annymuaythai ONE Friday Fights 24 scaled