Sam-A Gaiyanghadao Berencana Cetak KO Atas Josh Tonna

Sam A Gaiyanghadao defeats Wang Junguang at ONE MARK OF GREATNESS DC 3269

Juara Dunia dua disiplin ONE Sam-A Gaiyanghadao mendapatkan keinginannya.

Setelah menjawab tantangan dari rivalnya, Josh “Timebomb” Tonna, empat bulan yang lalu, sang penguasa divisi strawweight itu akan mendapatkan kesempatan untuk berbagi ring bersama dirinya.

Kesempatan itu akan datang pada hari Jumat, 9 Oktober, saat Sam-A mempertahankan gelar Juara Dunia ONE Strawweight Muay Thai melawan striker Australia itu di laga utama ajang ONE: REIGN OF DYNASTIES.

“Saya [mendengar] ia selalu ingin melawan saya, sejak sebelum pandemi COVID-19 meledak,” kata sang penguasa divisi ini. “Kini, saya senang dapat melawan dirinya.”

Sam-A nampak sangat dominan sejak ia berlaga dalam pertandingan perdana Muay Thai dari ONE Championship pada bulan Januari 2018, dimana ia mematahkan perlawanan Joseph “The Hurricane” Lasiri.

Empat bulan kemudian, pria berusia 36 tahun ini mencetak KO atas Sergio “Samurai” Wielzen dengan cara luar biasa untuk merebut gelar Juara Dunia ONE Flyweight Muay Thai perdana.

Namun, ia tak dapat mempertahankan sabuk tersebut terlalu lama. Di bulan Agustus 2019, Sam-A harus mengakui keunggulan Jonathan “The General” Haggerty, yang terlalu besar bagi perwakilan Evolve MMA itu.

Untungnya, organisasi ini baru saja menciptakan divisi strawweight, maka sang legenda hidup itu pun turun satu divisi ke berat badan alaminya dan mampu mencetak sejarah besar.



Pada bulan Desember 2019, Sam-A pun menguasai sebuah disiplin yang baru, saat ia mengalahkan “Golden Boy” Wang Junguang untuk merebut gelar Juara Dunia ONE Strawweight Kickboxing perdana. Dan hanya tiga bulan kemudian, ia menaklukkan Rocky Ogden untuk merebut gelar Juara Dunia ONE Strawweight Muay Thai perdana.

Walau ikon Muay Thai ini seringkali sangat dominan dalam karier promosionalnya, ada beberapa momen dimana ia tidak meyakini bahwa ia akan mendapatkan sebuah kesempatan lain untuk memegang gelar Juara Dunia ONE – terlebih lagi dua sabuk lainnya.

“Saya tidak merasa saya akan dapat melakukan itu,” aku Sam-A.

“Saya adalah juara flyweight, namun Chatri [Sityodtong, Chairman dan CEO ONE] masih memberi saya kesempatan untuk membuktikan diri di [divisi] strawweight. Dan saya melakukannya.”

“Mimpi dari tiap petinju adalah memenangkan sesuatu yang besar, dan saya hanya melakukannya. Namun hal lainnya yang ingin saya lakukan adalah untuk tetap menjadi juara selama mungkin. Meraih kemenangan dalam kejuaraan dan menjadi juara sangatlah sulit, namun mempertahankannya itu lebih sulit. Saya masih berlatih keras hari-hari ini.”

Walau Tonna akan memasuki laga ini sebagai kuda hitam, Sam-A tak akan meremehkannya, dan alasannya memang sangat bagus.

Pria Australia itu menjalani awal yang sulit dalam kariernya di rangkaian ONE Super Series. Sama seperti rivalnya asal Thailand, pria berusia 32 tahun asal Canberra ini berlaga dalam divisi yang lebih besar – divisi flyweight – dimana ia mengalami kemenangan dan kekalahan berat.

Namun pada saat divisi strawweight tercipta, Tonna, seorang Juara Dunia ISKA K-1, turun divisi dan menunjukkan seberapa cepat dan kuat dirinya.

Pada bulan Februari, ia mencetak KO atas Juara Dunia Muay Thai lima kali Andy “Punisher” Howson dan menjadi ancaman seketika bagi jajaran petarung teratas. Faktanya, ia mampu mengatasi berbagai rintangan sebelum menjadi penantang peringkat pertama dalam divisinya.

Cukup jelas bahwa itu menarik perhatian Sam-A.

“Saya telah menonton laga-laganya. Ia tampil hebat di laga terakhirnya, mungkin karena itu adalah berat badan alaminya,” sebut atlet Thailand itu. “Saat ia berlaga dalam divisi flyweight, ia lebih lambat – jauh lebih lambat. Namun dalam divisi ini, saya kira ia menjadi lebih cepat dan kuat. Serangannya juga lebih keras.”

Sam-A Gaiyanghadao vs. Rocky Ogden at ONE KING OF THE JUNGLE

Sam-A meyakini bahwa beberapa atribut sang penantang ini memang sangat berbahaya.

Sebagai contoh, ia mengetahui bahwa “Timebomb” akan memiliki keunggulan dalam kekuatan saat mereka memasuki ring, dimana atlet Australia itu dapat mengejutkan dirinya dengan teknik tinju dan serangan lutut.

Tonna secara brilian menampilkan kemampuan tinju, tendangan dan serangan lutut saat ia meraih kemenangan dalam divisi flyweight atas Yoshihisa “Mad Dog” Morimoto di bulan Juli 2019 dan kemenangan KO pada ronde kedua atas Howson.

Ini adalah sesuatu yang harus Sam-A atas saat berlaga nanti.

“Ia menyerang dalam kombinasi, maka saya harus dapat mempertahankan diri saya dan menemukan cara yang baik untuk membalasnya kembali,” kata atlet Thailand yang berbasis di Singapura ini.

“Dari apa yang saya lihat, ia sangat baik dalam pukulan dan serangan lutut. Tendangannya cukup bagus, namun pukulan dan serangan lututnya sangat kuat.”

Sam-A Gaiyanghadao throws a roundhouse kick at Rocky Ogden in February 2020

Namun, terdapat banyak faktor yang memberi keunggulan bagi Sam-A.

Pertama, sang legenda hidup ini memiliki keunggulan pengalaman yang luar biasa. Ia memiliki rekor profesional mencengangkan, 369-47-9, dan berkompetisi selama hampir tiga dekade.

Terlebih lagi, bintang Evolve ini dikenal memiliki serangan kuat, pertahanan luar biasa, serta tendangan tercepat dalam kedua disiplin itu.

Lagi pula, ia menampilkan serangan lututnya yang fenomenal untuk mencetak KO atas Wielzen, dimana ia dapat saja melakukan hal yang sama atas “Timebomb.”

“Hal yang lebih baik dari saya dibandingkan dengan Josh Tonna mungkin adalah tendangan, serangan Muay Thai, serta serangan siku saya,” kata Sam-A. “Maka, sebelum ia mencoba menyarangkan serangan lututnya pada saya, ia akan menerima tendangan dan siku saya terlebih dahulu.”

ONE Strawweight Kickboxing World Champion Sam-A Gaiyanghadao celebrates his win against Wang Junguang

Kini, Sam-A berharap serangan Muay Thai yang luar biasa itu akan memberi kemenangan yang menjadi sorotan besar. Ia mengincar penyelesaian dan akan melakukan apa pun untuk mempertahankan sabuk emasnya dengan cara yang hebat.

“Tiap orang ingin, jika memungkinkan, mencetak KO atas lawannya untuk menyelamatkan diri dan menjadikan itu sebuah kisah yang indah,” kata sang Juara Dunia ONE ini.

“Namun jika itu tak dapat dilakukan, saya ingin menang dengan poin dan dengan pertahanan diri yang bagus, karena senjata petinju asing sangat berbeda dengan petinju Thailand. Anda tak boleh ceroboh. Anda harus berhati-hati setiap waktu.”

Baca juga: 4 Superstar Dunia Tampil Di Ajang ONE: REIGN OF DYNASTIES

Selengkapnya di Berita

Yamin JoachimOuraghi 1920X1280
Adrian Lee
Milena Sakumoto Bianca Basilio ONE163 1920X1280 42
Smilla Sundell Allycia Hellen Rodrigues ONE Fight Night 14 20 scaled
Superlek Kiatmoo9 Rodtang Jitmuangnon ONE Friday Fights 34 55
Victoria Souza Noelle Grandjean ONE Fight Night 20 9
Smilla Sundell Allycia Hellen Rodrigues ONE Fight Night 14 25 scaled
Yamin PK Saenchai Zhang Jinhu ONE Friday Fights 33 29
Hiroki Akimoto Petchtanong Petchfergus ONE163 1920X1280 4
Nong O Hama Kulabdam Sor Jor Piek Uthai ONE Friday Fights 58
NL 2539
Regian Eersel Alexis Nicolas ONE Fight Night 21 12