Phogat: Gulat Jadi ‘Kartu Truf’ Kalahkan Stamp Di Final GP

Ritu Phogat Jenelyn Olsim 1920X1280 ONE NextGen 43.jpg

Ritu “The Indian Tigress” Phogat beralih dari disiplin gulat menuju bela diri campuran supaya dirinya dapat menjadi seorang juara di atas panggung dunia dan memberi inspirasi bagi negaranya.

Kini, ia berada sangat dekat dari pencapaian impiannya itu.

Atlet Evolve MMA ini akan melawan Stamp Fairtex demi gelar Juara Kejuaraan ONE Women’s Atomweight World Grand Prix dalam laga pendukung utama ajang ONE: WINTER WARRIORS di Singapore Indoor Stadium pada Jumat, 3 Desember. 

Setelah dua pertarungan keras untuk meraih babak final turnamen ini – termasuk sebuah kemenangan mengejutkan dari posisi tertinggal atas Meng Bo dalam babak perempat final – ia hanya 15 menit terpisah dari sabuk perak itu.

Dan, ia tak sabar menunggu kesempatan untuk merebutnya.

“Ini sangat penting. Ini akan menjadi hal yang sangat membanggakan bagi negara saya, karena saya akan menjadi wanita pertama yang memenangkan sabuk Grand Prix,” tegasnya.

“Saya merasa sangat baik. Tujuan yang saya miliki sebelum datang ke sini, saya sudah berada sangat dekat. Saya ingin memberi yang terbaik dalam laga ini dan, segera, [memenuhi] tujuan yang saya miliki untuk menjadi juara.”

“Saya akan membuka jalur yang baru bagi generasi yang lebih muda.”

Ritu Phogat defeated Jenelyn Olsim by unanimous decision at ONE: NEXTGEN.

Namun, kemenangannya belum dapat dipastikan.

Stamp juga meraih dua kemenangan luar biasa demi mencapai babak final dari turnamen bersejarah ini, dan mantan Juara Dunia ONE Atomweight Kickboxing dan Muay Thai itu membawa kemampuan berbahaya ke dalam Circle.

Terlebih lagi, striker elite ini berkata ia sama sekali tidak takut akan teknik gulat Phogat, namun “The Indian Tigress” meyakini bahwa bintang Thailand ini lebih khawatir daripada yang diakuinya.

“Saya jelas melihat rasa takut dimatanya, dan saya tak menyalahkannya untuk merasa takut saat menghadapi saya,” kata Phogat saat mereka melakukan face-off setelah babak semifinal itu usai.

“Jika saya berada dalam posisinya, saya juga [akan takut], karena ia melihat kemampuan gulat dan perkembangan stand-up saya dari jarak dekat. Namun, saya akan memberinya pujian untuk menampilkan wajah pemberani bagi para penggemar. Tetapi, saya melihat apa yang ada di balik itu.”

Phogat memiliki alasan untuk merasa yakin.

Walau Stamp menampilkan kemajuan impresif dalam teknik grappling, wanita India ini menghabiskan seluruh hidupnya di atas matras, dimana ia berpikir bahwa perwakilan Fairtex itu akan melihat kenyataan berat di malam pertandingan.

“Stamp Fairtex belum pernah menghadapi lawan dengan prestasi dan bibit gulat seperti saya. Saya membangun permainan gulat saya dengan mempelajari seni itu dalam waktu lebih dari satu setengah dekade,” tegasnya. 

“Saya tak meyakini bahwa sebuah pemusatan latihan akan mebawa Stamp ke tingkatan pengalaman saya, sejauh itu terkait dengan gulat. Ia akan harus menghabiskan sebagian besar waktu dalam hidupnya ke dalam gulat untuk dapat mengimbangi saya.”



Terlepas dari seluruh perkataan yang berani itu, Phogat dan para pelatihnya di Evolve menganggap serius kemampuan Stamp.

Ia mengetahui bahwa warga Pattaya ini akan membawa kemampuan striking kuat, namun ia memiliki keyakinan dalam kemampuannya untuk mengatasi berbagai tantangan.

“Saya tak dapat berkomentar tentang apakah dirinya menjadi striker terbaik dalam divisi ini secara definitif, namun saya jelas akan mengatakan bahwa ia adalah salah satu striker yang terbaik. Tim saya dan saya melihat kekuatan dan kelemahannya, serta mengatur strategi dan berlatih sesuai dengan itu,” kata Phogat.

“Dalam laga, jika ia mendaratkan sebuah serangan yang beruntung, saya akan melakukan apa yang saya lakukan dengan baik, memainkan ‘kartu truf’ saya dan mengendalikannya. Strategi untuk menjegal lawan saya kali ini cukup berbeda, walau saya akan harus menutup mulut saat ini.”

“Saya teramat sangat yakin bahwa ketahanan diri saya yang teruji, kemampuan menyeluruh dan IQ tanding yang superior akan berjaya, terlepas dari seluruh persenjataan dalam arsenalnya.”

Ritu Phogat defeated Jenelyn Olsim by unanimous decision at ONE: NEXTGEN.

Jelas bahwa “The Indian Tigress” meyakini kemampuannya untuk mematahkan petarung Muay Thai berbahaya itu, namun ia juga tak akan meremehkan lawannya. 

Bagi seseorang yang berharap dapat melengserkan “Unstoppable” Angela Lee dan merebut gelar Juara Dunia ONE Women’s Atomweight, ia harus mengatasi perlawanan Stamp yang memiliki ambisi serupa pada 3 Desember nanti.

“Akan tak layak untuk memastikan bahwa saya menang saat ini, walau saya sangat yakin dapat menyelesaikan tugas dengan baik di malam besar itu,” tambah Phogat.

“Saya ingin menyelesaikan laga ini, tak peduli caranya, melalui KO atau submission, dan saya ingin menghentikannya secepat mungkin.”

Baca juga: Perjalanan Stamp Dan Ritu Menuju Final Atomweight GP

Selengkapnya di Berita

Thongpoon PK Saenchai Timur Chuikov ONE Fight Night 19 41 scaled
Sean Climaco
Ben Tynan Duke Didier ONE Fight Night 21 29
Suriyanlek Por Yenying Tomyamkoong Bhumjaithai ONE Friday Fights 41 23 scaled
Eko Roni Saputra Hu Yong ONE Fight Night 15 28 scaled
Zakaria El Jamari 1200X800
Yamin PK Saenchai Joachim Ouraghi ONE Friday Fights 59 8
Yamin JoachimOuraghi 1920X1280
Adrian Lee
Milena Sakumoto Bianca Basilio ONE163 1920X1280 42
Smilla Sundell Allycia Hellen Rodrigues ONE Fight Night 14 20 scaled
Superlek Kiatmoo9 Rodtang Jitmuangnon ONE Friday Fights 34 55