Hirata Yakin Semangat Muda Akan Bawa Dirinya Raih Gelar GP

Japanese athlete Itsuki Hirata throws a dragonball

Itsuki “Android 18” Hirata mungkin menjadi partisipan termuda dalam Turnamen ONE Women’s Atomweight World Grand Prix, namun ia meyakini bahwa inilah waktu bagi dirinya.

Atlet kuat Jepang yang masih tak terkalahkan ini dapat melejit untuk mendekati hadiah utama saat ia bertemu dinamo asal Amerika Serikat, Alyse “Lil’ Savage” Anderson, dalam babak perempat final di ONE: EMPOWER, yang tayang secara langsung dari Singapore Indoor Stadium, Jumat, 28 Mei.

Hirata mengetahui bahwa turnamen bela diri campuran bersejarah ini sarat dengan para veteran berprestasi yang memiliki kemampuan dan trik-trik luar biasa. Namun, wanita asal Tokyo berusia 21 tahun ini mengira bahwa semangat mudanya akan menjadi kunci utama dari kesuksesannya.

“[Para kompetitor lainnya] hanya beberapa tahun lebih tua dari saya, maka dalam hal itu, saya melihat ini sebagai kesempatan untuk mendefinisikan siapa atlet terbaik dalam generasi mendatang,” katanya.

“Saya kira akan luar biasa jika saya menang sebagai atlet termuda, dan saya kira ada beberapa hal yang dapat saya lakukan karena sayalah yang termuda, maka saya ingin semua orang untuk menantikan itu.”

Para penggemar di seluruh dunia memang menunggu berlangsungnya ONE Women’s Atomweight World Grand Prix – terutama kembalinya “Android 18.”

Itu karena Hirata telah sangat dominan dan mampu menghibur dalam kariernya sampai saat ini.

Spesialis judo ini memiliki rekor profesional sempurna 7-0 dengan tingkat penyelesaian 100 persen, setelah mengalahkan para atlet veteran seperti Rika “Tiny Doll” Ishige dan Nyrene “Neutron Bomb” Crowley. Sementara itu, ia memukai para penonton dengan gerakan dansanya dan tingkah polahnya yang unik.

Namun, kini bintang Jepang itu akan menghadapi tantangan terberatnya dalam diri Anderson, salah satu petarung teratas divisi atomweight di Amerika Utara.



“Lil’ Savage” memang memiliki catatan profesional 5-1, namun ia juga mendapatkan berbagai pengalaman dalam sirkuit amatir Amerika Serikat. Faktanya, wanita berusia 26 tahun ini tak terkalahkan dalam karier amatirnya, dengan enam kemenangan tegas dan pengalaman luar biasa selama dua tahun di arena amatir itu.

Hirata berhati-hati mempelajari Anderson, yang memiliki keunggulan tinggi badan 8 sentimeter dan akan menjadi lawan tertinggi bagi wanita Jepang itu sampai saat ini. Dari apa yang terlihat, “Android 18” merasa bahwa kekuatan atlet AS itu berada di stand-up dan teknik submission yang memanfaatkan jangkauannya.

“Saya kira ia memiliki jangkauan panjang dan adalah seorang striker. Saya berpikir bahwa ia akan mungkin menghindari grappling,” kata warga Tokyo ini.

“Saya juga mengira bahwa ia akan menggunakan jangkauannya, dan ia akan bagus dalam teknik triangle choke dan figure four, karena jangkauan kakinya. Namun, saya yakin dapat menang – secara teknis – dan juga merasa akan baik-baik saja [dengan grappling-nya].”

Japanese MMA fighter Itsuki Hirata throws a kick

Jelang laga perempat final ini, Hirata telah mempersiapkan diri di beberapa lokasi berbeda – termasuk bersama tim Krazy Bee, yang dipimpin oleh mendiang Norifumi “Kid” Yamamoto yang legendaris – dalam usahanya untuk meningkatkan kemampuan dan mencari cara untuk mengatasi tinggi badan dan striking keras Anderson.

Wanita Jepang ini juga telah berlatih bersama atlet pria yang tinggi dan kurus, supaya ia dapat terbiasa melontarkan pukulannya lebih tinggi dan menemukan cara untuk memanfaatkan teknik grappling-nya.

“Saya telah banyak berlatih tinju dan gulat, dan saya mengira bahwa saya akhirnya lebih menjadi seniman bela diri campuran [seutuhnya],” tegas Hirata.

“Sangatlah sulit untuk menang jika lawan mempelajari anda dan mempersiapkan serangan balasan, maka saya kira sangat berguna untuk memiliki keragaman dalam bela diri campuran.”

“Latihan saya sangat produktif. Di sasana tinju, saya berlatih pad work dalam jarak dekat. Saya biasanya mundur saat terkena pukulan, tetapi saya mencoba untuk lebih sadar dalam menyerang maju walau saya terpukul. Saya terkena banyak serangan di sasana kickboxing, namun saya kira itu hanyalah latihan supaya mata saya terbiasa dengan itu, dan saya juga semakin yakin dalam hal itu.”

Sementara Hirata menjadi kompetitor termuda dalam divisi atomweight ini, ia memiliki mimpi yang sangat besar – yang dimulai dengan turnamen wanita terbesar dalam sejarah bela diri campuran ini.

Selain itu, jika “Android 18” dapat merebut sabuk perak World Grand Prix ini, ia juga akan mendapatkan kesempatan melawan Juara Dunia ONE Atomweight “Unstoppable” Angela Lee pada tahun ini.

Namun, mimpi ini tak berhenti di sana.

“Saya ingin kembali [ke Jepang] dengan sabuk itu dan menciptakan lingkungan yang tak hanya baik bagi diri saya, namun juga bagi para wanita,” tegas Hirata. “Saya ingin menciptakan lingkungan berlatih di Jepang seperti sasana lain di seluruh dunia, dimana terdapat banyak wanita.”

Untuk saat ini, kemenangan atas Anderson akan membawa “Android 18” satu langkah untuk membuat visi itu menjadi kenyataan.

Baca juga: Xiong Ubah ‘Rasa Takut Jadi Motivasi’ Jelang Laga Kontra Nicolini

Selengkapnya di Berita

Yamin JoachimOuraghi 1920X1280
Adrian Lee
Milena Sakumoto Bianca Basilio ONE163 1920X1280 42
Smilla Sundell Allycia Hellen Rodrigues ONE Fight Night 14 20 scaled
Superlek Kiatmoo9 Rodtang Jitmuangnon ONE Friday Fights 34 55
Victoria Souza Noelle Grandjean ONE Fight Night 20 9
Smilla Sundell Allycia Hellen Rodrigues ONE Fight Night 14 25 scaled
Yamin PK Saenchai Zhang Jinhu ONE Friday Fights 33 29
Hiroki Akimoto Petchtanong Petchfergus ONE163 1920X1280 4
Nong O Hama Kulabdam Sor Jor Piek Uthai ONE Friday Fights 58
NL 2539
Regian Eersel Alexis Nicolas ONE Fight Night 21 12