Harapan Besar Bagi Adrian Mattheis Dari Sang Pelatih Di Tigershark

Adrian Mattheis YKT_8062

Zuli “The Shark” Silawanto merupakan salah satu atlet generasi pertama dari Indonesia yang berlaga di ONE Championship, dan kini ia memimpin gelombang berikutnya dari deretan atlet muda yang mengincar kejayaan di organisasi seni bela diri terbesar di dunia. 

Tigershark Fighting Academy head coach Zuli Silawanto holds focus mitts for Adrian Mattheis

Zuli, yang juga dikenal sebagai pionir perkembangan seni bela diri di Indonesia, telah menjadi pelatih dan juga mentor bagi Adrian “Papua Badboy” Mattheis sejak pertama kali atlet asal Papua ini menginjakkan kaki di Tigershark Fighting Academy di Jakarta pada tahun 2013.

Berkat asuhan sang veteran, Adrian tumbuh menjadi seorang bintang baru.

“Papua Badboy” telah mengenyam 10 kemenangan dalam kariernya, yang hampir semuanya ia raih lewat knockout atau kuncian. Selain itu, ia juga menjuarai ONE Strawweight Indonesia Tournament Championship dalam laga debutnya. 

Meskipun telah mencetak catatan impresif, Zuli percaya bahwa atlet berusia 26 tahun ini “masih bisa menjadi lebih baik.” Berikut adalah wawancara ekslusif dengan pendiri sasana Tigershark Fighting Academy tersebut.

ONE Championship: Adrian Mattheis kini menjadi salah satu atlet paling menarik di ONE Championship. Menurut pendapat anda, apa yang spesial terkait Adrian?

Zuli Silawanto: Dia cerdas dalam menerapkan game plan, dan cukup taktis. Dia mau mendengarkan arahan dari sudut. Dia bisa mendengar dan menerapkannya dengan baik. Itu salah satu kelebihannya. Dari sudut, kita bisa melihat lebih jelas seperti halnya saat main game. 

Saya juga melatih beberapa petarung, dan bisa dibilang tidak semua mampu mendengar arahan. Ikatan seperti itu penting karena saat bertarung, anda tidak bisa selalu bisa melihat semuanya dengan jelas, dan disitulah peran pelatih.

Selain itu juga dia mentalnya bagus. Adrian tidak terpengaruh oleh nama besar lawannya. Kita, kan, selalu pasang target. Kalau lawannya jauh lebih berpengalaman, maka dia tak ada beban. Dia cuma mau menampilkan yang terbaik dan jika menang, maka bagus buat nama dia. Itulah kenapa dia selalu siap lawan siapapun.



ONE: Adrian juga dikenal karena sikapnya yang santai dan menghibur. Apakah hal itu juga berperan dalam membentuk mentalnya?

ZS: Bisa jadi. Santai dan menghibur itu sesuatu yang sudah jadi bawaan dia, tidak hanya di media sosial. Itu sudah melekat. Dan itu juga jadi alasan kenapa saya memberi julukan “Papua Badboy,” karena dia lucu-lucu ngeselin gimana gitu. Saat berinteraksi, dia senang membuat orang disekitarnya tertawa dan santai. Saya rasa itu salah satu alasan kenapa dia bisa santai dan tenang saat bertarung. 

ONE: Sudah bukan rahasia jika Adrian mengalami masa kecil yang berat. Apakah anda percaya bahwa hal tersebut turut membentuk dirinya menjadi seperti sekarang?

ZS: Saya rasa pengalaman tersebut turut berpengaruh. Dia secara mental sudah dewasa dan terlatih, dan mampu menyalurkan rasa trauma ke arah yang positif. Dia pindah ke Papua untuk memulai hidup baru bersama orangtuanya dari nol. Saya rasa hal tersebut juga turut mempengaruhinya. Umumnya, sikap seseorang itu dipengaruhi oleh pengalaman di masa kecil dan tempat di mana mereka besar. 

Indonesian mixed martial artist Adrian Mattheis throws punches

ONE: Adrian telah mengemas 10 kemenangan dan hampir mengalahkan semua lawannya lewat submission atau knockout, hanya satu lewat putusan. Apa yang bisa disimpulkan dari raihan tersebut?

ZS: Dia memiliki determinasi yang tinggi, dan untungnya, hal itu ditopang oleh kondisi fisik yang bagus. Dia bisa tetap berada dalam kondisi fisik prima hingga lima tahun kedepan. Dia mampu bertarung spartan dari awal hingga ronde terakhir. Determinasinya tidak berubah. Saya rasa itu juga jadi alasan kenapa dia sering menang cepat. 

ONE: Berdasarkan pengalaman selama melatih Adrian, hal apa yang terlihat spesial dari dirinya?

ZS: Dia menunjukkan semangat yang bagus sejak awal, dan mampu menjaga semangat tersebut hingga sekarang. Dia tak pernah melihat latihan sebagai beban dan juga cepat dalam menangkap instruksi. Dia orang yang asik. Bahkan saat mengalami cedera [ringan], dia tetap senang terlibat latihan. 

Following his win, Adrian Mattheis flashes an entertaining smile

ONE: Aspek apa yang sedang ditingkatkan dari latihan Adrian?

ZS: Kita sedang mempertajam ground dia – bukan berarti dia lemah disitu, tapi karena memang banyak teknik yang belum diajarkan. Itu yang jadi fokus kita saat ini. Kita juga sedang mencoba meningkatkan strikingnya. 

ONE: Terakhir, apa pesan bagi para penggemar yang tengah menunggu kiprah Adrian?

ZS: Adrian masih akan tetap menjadi Adrian yang sama yang selalu memberikan yang terbaik dan menghibur dari awal hingga akhir. Dia akan membuat penonton gembira, karena selain memiliki teknik dan kekuatan, dia juga menghibur di panggung. 

Saya selalu mengatakan pada murid-murid saya bahwa seni bela diri campuran juga tentang hiburan, jadi kita enggak bisa hanya mengandalkan kemampuan bertarung. Semoga kita bisa segera menyaksikan Adrian menampilkan yang terbaik kembali.

Baca juga: Barisan Wanita Yang Menginspirasi Para Superstar Terbaik ONE Championship

Selengkapnya di Bela Diri Campuran

Adrian Lee
Kairat Akhmetov Reece McLaren ONE Fight Night 10 12
Superlek Kiatmoo9 Rodtang Jitmuangnon ONE Friday Fights 34 55
Victoria Souza Noelle Grandjean ONE Fight Night 20 9
Hu Yong Woo Sung Hoon ONE Fight Night 11 50
Yamin PK Saenchai Zhang Jinhu ONE Friday Fights 33 29
Smilla Sundell Allycia Hellen Rodrigues ONE Fight Night 14 20 scaled
Halil Amir Ahmed Mujtaba ONE Fight Night 16 38 scaled
Hiroki Akimoto Petchtanong Petchfergus ONE163 1920X1280 4
Ben Tynan Duke Didier ONE Fight Night 21 7
Kade Ruotolo Francisco Lo ONE Fight Night 21 57
Reinier de Ridder Anatoly Malykhin ONE 166 9 scaled