Garry Tonon: Laga Kontra Thanh Le Hanya ‘Sekali Seumur Hidup’

Koyomi Matsushima Garry Tonon BIG BANG 1920X1280 2

Hanya dalam waktu tiga tahun, Garry “The Lion Killer” Tonon telah beralih dari seorang debutan bela diri campuran menjadi salah satu penantang teratas divisi featherweight.

Atlet asal Amerika Serikat ini tampil perdana dalam laga MMA pada Maret 2018 setelah menjalani kesuksesan karier dalam Brazilian Jiu-Jitsu dan submission grappling, dimana laga berikutnya dapat saja berupa Kejuaraan Dunia ONE Featherweight melawan sang pemegang gelar, Thanh Le.

Untuk beberapa orang, penantang peringkat ketiga ini akan menjadi kejutan besar untuk menghadapi sang penguasa, karena ia hanya enam kali berkompetisi dalam laga MMA profesional – dengan catatan rekor sempurna 6-0.

Namun, sementara “The Lion Killer” mengetahui banyaknya petarung yang lebih berpengalaman, ia meyakini dirinya akan menjadi ancaman unik bagi Le setelah ia meraih pencapaian dalam dunia grappling.

“Saya berasumsi bahwa semua orang akan menjadi sangat kritis, gambaran yang mereka lihat hanyalah keenam laga yang telah saya jalani,” kata Tonon.

“Namun saya kira bahwa saya membawa sedikit lebih banyak lagi daripada hanya itu. Saya datang dengan reputasi sebagai salah satu yag terbaik dalam seni bela diri tertentu. Lain jika saya tak memiliki catatan kemenangan atau apa pun, tetapi saya tak terkalahkan. Saya kira itu jelas melayakkan saya untuk mendapatkan eskalasi yang lebih cepat.” 

MMA stars Garry Tonon and Koyomi Matsushima fight at ONE: BIG BANG

Pria yang mewakili Danaher Death Squad ini juga meyakini bahwa laga antara dirinya dan Le akan menyegarkan nuansa dalam divisi featherweight, karena beberapa penantang teratas lainnya baru-baru ini kalah dalam usaha mereka merebut emas.

“Saat anda melihat para penantang yang berbeda dalam divisi ini, saya akan mengatakan bahwa satu-satunya laga yang menurut saya masuk akal adalah mungkin untuk mengulangi Thanh dan Martin [Nguyen],” tegas Tonon.

“Laga lainnya yang mungkin dapat terjadi hanyalah dari mereka yang telah berjuang demi gelar itu dan kalah, bukan begitu?

“Selain itu, kita berada dalam organisasi profesional dimana saya mengira banyak orang ingin melihat sesuatu yang berbeda dan laga-laga baru. Itu seperti, mereka ini telah menantang gelar beberapa kali, sementara saya bintang baru, mengapa tak memberi saya kesempatan?”

Walau permainan menyeluruh dari “The Lion Killer” segera menampakkan hasil dalam tiap lini, belum ada penantang gelar featherweight yang memiliki kemampuan ground seperti dirinya.

Terlebih lagi, serangan grappling yang dahsyat itu akan sangat berseberangan dengan arsenal stand-up kuat milik Le.

“Ini juga adalah laga klasik antara striker dan grappler,” tegas Tonon. “Dua pria yang cukup elite dalam kedua hal itu, maka saya rasa ini akan menjadi laga yang menarik secara promosional juga.”



Seperti Le, Tonon menghormati kemampuan rivalnya dan tidak melihat jalur yang mudah untuk meraih kemenangan. Pemegang gelar keturunan Vietnam-Amerika ini mencetak penyelesaian dalam 12 kemenangannya, dimana 11 pertandingan diselesaikannya melalui KO.

Ini menjadi alasan yang cukup bagi “The Lion Killer” untuk tetap waspada, namun kekuatan besar sang Juara Dunia itu tak hanya menjadi satu-satunya elemen yang sulit untuk diatasi.

“Saya jelas berpikir bahwa ia adalah striker yang sangat sukses. Ia melakukan pekerjaan yang bagus untuk menyingkirkan banyak orang melalui KO dengan berbagai cara,” jelas Tonon.

“Sebuah isu besar lainnya adalah jika saya ingin melakukan grapple, menutup jarak menjadi sesuatu yang sangat penting. Itu menjadi lebih penting lagi saat menghadapi pria seperti Thanh Le, terutama karena pergerakan masuk-keluar ala karate yang cenderung ia gunakan dalam pertarungannya.”

“Gaya karate ini sangat, sangat menantang. Itu adalah sesuatu yang harus saya waspadai, harus saya perhatikan, dan harus saya pelajari penempatan waktu yag sangat sempurna untuk itu.”

Tetap saja, Tonon meyakini bahwa ada jalur kemenangan atas perwakilan 50/50 dan MidCity MMA ini. Dengan serangan tingkat tinggi yang menunggu di posisi ground, ia akan tekun mencari celahnya.

Garry Tonon DSC_5867.jpg

Terlepas dari kenyataan bahwa mereka dapat menjalankan game plan secara lancar atau tidak, “The Lion Killer” mengetahui bahwa perjuangan untuk mendominasi akan menghasilkan pertukaran serangan keras selama laga itu berlangsung.

“Saya kira ia sangat menyadari bahwa semakin lama laga ini berlangsung, saya mungkin akan menjadi lebih berbahaya. Maka, ia mungkin akan sangat ingin melukai saya di awal,” tegas Tonon.

“Saya jelas menyadari bahaya tersebut dan berkata pada diri saya sendiri, ‘Bro, itu permasalahan cukup besar yang harus saya tangani di sini, seseorang yang adalah pencetak KO sejati dan sangat tajam di atas kakinya. Saya harus benar-benar menerjang untuk dapat mencetak submission atas pria ini’.”

“Ini adalah dua orang yang akan ingin mengincar penyelesaian dalam laga. Dan kapan pun anda memiliki laga seperti itu, itu akan selalu menjadi sangat menarik.”

“Sejauh apa yang saya pikirkan tentang kemenangan — kami mungkin akan dapat mencetak submission pada ronde pertama, kedua. Saya hanya berpikir bahwa ia tak terlalu memiliki kemampuan grappling untuk bertahan lama di ground tanpa terkena submission oleh [kuncian] tertentu. Tetapi kita akan lihat. Mungkin ia akan membuktikan bahwa saya salah.”

Garry Tonon YK4_6844.jpg

Pernyataan terakhir “The Lion Killer” dalam hal ini adalah sebuah panggilan bagi para pendukung dan pencela. Dalam pikirannya, tak mungkin laga Kejuaraan Dunia ONE Featherweight yang potensial ini akan berskala di bawah epik – karena gaya bertarung yang dibawa kedua pria tersebut.

Jika anda mendukungnya, angkat tangan anda. Jika tidak, tonton laga ini dan biarkan pertarungannya mengubah pendirian anda.

“Saya kira [laga ini] sangat spesial, terutama karena kecepatan saya menanjak menuju perebutan gelar,” tambah Tonon.

“Anda akan memiliki kesempatan yang sangat langka untuk menyaksikan dua pria yang sangat menarik dan sangat berbahaya bertarung melawan satu sama lain. Untuk dapat menyaksikan hal seperti itu, saya kira bagi banyak orang, itu akan menjadi sesuatu yang hanya terjadi sekali seumur hidup.

“Menurut saya, ada sesuatu dalam laga ini bagi para pembenci atau kritikus. Saya kira ada sesuatu dalam laga ini untuk mereka yang [merasa sebaliknya], serta para pendukung dan penggemar saya. Maka, saya kira ini akan menjadi laga yang hebat.”

“Semua orang yang ingin mengatakan bahwa saya tak layak mendapatkan perebutan gelar, mari kita lihat nanti.”

Baca juga: Thanh Le Akan ‘Adu Gaya Bertarung’ Jika Hadapi Tonon Berikutnya

Selengkapnya di Berita

Smilla Sundell Allycia Hellen Rodrigues ONE Fight Night 14 20 scaled
Superlek Kiatmoo9 Rodtang Jitmuangnon ONE Friday Fights 34 55
Victoria Souza Noelle Grandjean ONE Fight Night 20 9
Smilla Sundell Allycia Hellen Rodrigues ONE Fight Night 14 25 scaled
Yamin PK Saenchai Zhang Jinhu ONE Friday Fights 33 29
Hiroki Akimoto Petchtanong Petchfergus ONE163 1920X1280 4
Nong O Hama Kulabdam Sor Jor Piek Uthai ONE Friday Fights 58
NL 2539
Regian Eersel Alexis Nicolas ONE Fight Night 21 12
Jake Peacock Kohei Shinjo ONE Friday Fights 58 65
Ben Tynan Duke Didier ONE Fight Night 21 7
Superbon Marat Grigorian ONE Friday Fights 95