Adrian Mattheis: Kemampuan Gulat DJ Akan Taklukkan Moraes

Demetrious Johnson DCIMGL7384

Keunggulan sosok ‘GOAT’ divisi flyweight, Demetrious “Mighty Mouse” Johnson, dalam disiplin gulat disebut akan menjadi faktor penentu kemenangan melawan sang penguasa.

Hal itu akan terbukti di ajang ‘ONE on TNT I’, yang akan membuka rangkaian gelaran di jam tayang utama televisi Amerika Serikat, pada hari Rabu, 7 April waktu AS. Sementara itu, penonton di Asia akan dapat menyaksikannya pada Kamis pagi, 8 April, langsung dari Singapore Indoor Stadium.

Itulah mengapa momen bersejarah ini mendapatkan perlakukan khusus, yaitu pertemuan antara sang ‘GOAT’ dengan Juara Dunia ONE Flyweight Adriano “Mikinho” Moraes – yang digadang menjadi salah satu laga terbesar dan bersejarah dalam dunia bela diri campuran.

Seakan tak cukup eksplosif, partai puncak itu akan didahului oleh laga pendukung utama yang menampilkan legenda MMA asal AS, Eddie “Underground King” Alvarez, dengan penantang peringkat kedua divisi lightweight Iuri Lapicus.

Salah satu bintang kebanggaan tanah air, yang juga menyandang gelar Juara Turnamen ONE Strawweight Indonesia, Adrian “Papua Badboy” Mattheis ikut memberi prediksinya.

Disebut oleh atlet kelahiran Maluku Utara itu, para superstar kelas dunia ini memiliki kelebihan yang dapat menjadi penentu kemenangan.

Adriano Moraes Vs. Demetrious Johnson

Dalam laga yang mempertemukan dua sosok terbaik dunia – atau bahkan legendaris – dalam divisi flyweight, Adrian mengunggulkan “Mighty Mouse” ketimbang sang penguasa divisi, karena beberapa alasan jelas, termasuk jam terbang di arena MMA dan beberapa hal lainnya.

“Sepertinya antara Adriano [Moraes] dengan DJ, secara catatan [rekor], saya masih akan memegang DJ [sebagai pemenang. Pengalaman [lebih tinggi], karena ia kebetulan juga merajai UFC. Dia luar biasa,” sebut perwakilan Tigershark Fighting Academy ini dengan logat Timur yang sangat kental.

“Kalau DJ itu mantap di gulat, luar biasa. Lincah, orang itu memang luar biasa.”



Menghadapi Moraes yang memiliki sabuk hitam Brazilian Jiu-Jitsu dan kemampuan elite secara keseluruhan, keahlian gulat Johnson disebut akan mengungguli lawannya, dan itu semua karena alasan yang bagus.

“Kalau menurut Adrian, salah satu kelemahan BJJ itu di takedown. Orang BJJ memiliki kebiasaan kalau mereka gagal mencetak takedown sampai dua atau tiga kali, mereka akan was-was. Sebaliknya, pegulat kalau takedown mereka terkena blok, sekali, dua kali, tiga sampai empat kali, tenaga mereka semakin bertambah untuk menghancurkan pertahanan kita,” jelasnya.

“Jadi, semua [pegulat] harus mencari bantingan, kalau BJJ itu lebih ke membanting dan mengunci.”

Sebaliknya, “Mikinho” dikatakan juga memiliki keunggulan tersendiri karena perbedaan 12 sentimeter untuk ketinggian tubuh, yang memberinya jangkauan lebih panjang. Namun, itu semua masih di atas kertas.

“Ini menjadi tanda tanya besar. Di atas kertas, Adrian tetap memegang DJ, dia yang layak jadi Juara [Dunia],” tegas Adrian. “Kalau saya, sepertinya di ronde ketiga, habis sudah. Sepertinya TKO.”

Eddie Alvarez Vs. Iuri Lapicus

Berlanjut ke laga pendukung utama malam itu, Adrian pun melihat bahwa pemenang laga ini layak menghadapi sang Juara Dunia ONE Lightweight Christian “The Warrior” Lee, dan tak disangkal lagi bahwa keduanya akan tampil dengan kemampuan terbaik mereka.

Tetapi, pria yang besar di Papua ini melihat bahwa Lapicus akan memberi kejutan tersendiri, terlepas dari status legendaris yang disandang Alvarez.

“[Melihat laga] kemarin dengan [Timofey] Nastyukhin, ia kan memukul Eddie Alvarez, dan rusak sudah. Bukan masalah umur, [saat itu ia] kalah strategi dan juga sudah lama tidak turun ke lapangan untuk bertanding. Sekali turun, bertemunya dengan tank, habislah ditabrak,” jelas Adrian, tetap dengan logat yang kental.

Berkaca dari laga terakhir Alvarez melawan atlet Rusia tersebut, Adrian menyebut bahwa Juara Dunia Lightweight dalam dua organisasi terbesar di Amerika Serikat itu sudah tidak sebagus dahulu – dimana tentunya akan semakin sulit jika Alvarez menghadapi bintang lighweight berbahaya sekelas Lapicus.

“Kalau menurut saya dalam hati, Lapicus akan menjadi juara walau dia [pernah sekali] kalah [dalam perebutan gelar]. Jika persiapan Alvarez mantap – dimana secara catatan rekor pertandingan ia juga unggul di UFC juga – itu akan tak jauh berbeda dengan kemampuan Lapicus,” sebut Adrian.

Di mata Adrian, walau ia berusia jauh lebih muda, Lapicus memiliki kemampuan yang dapat menyamai Alvarez. Terlebih lagi dengan fakta dimana Lapicus berlatih langsung di bawah GOAT kickboxing Giorgio “The Doctor” Petrosyan.

“Saya melihat bahwa [teknik] kickboxing dan takedown-nya cukup gila. Gawat, [Marat] Gafurov saja dapat dikunci dengan rear-naked choke,” katanya.

“Kalau perang kuncian, saya masih akan memegang Lapicus. Ronde kedua untuk Lapicus.”

Baca juga: Pilihan Superstar ONE Championship: Moraes Vs. Johnson

Selengkapnya di Berita

Hannah Brady Natalia Diachkova ONE Friday Fights 32 40
MasaakiNoiri Champ 1200X800
Hiroki Akimoto Petchtanong Petchfergus ONE163 1920X1280 4
Thongpoon PK Saenchai Timur Chuikov ONE Fight Night 19 41 scaled
Sean Climaco
Ben Tynan Duke Didier ONE Fight Night 21 29
Suriyanlek Por Yenying Tomyamkoong Bhumjaithai ONE Friday Fights 41 23 scaled
Eko Roni Saputra Hu Yong ONE Fight Night 15 28 scaled
Zakaria El Jamari 1200X800
Yamin PK Saenchai Joachim Ouraghi ONE Friday Fights 59 8
Yamin JoachimOuraghi 1920X1280
Adrian Lee