2019 Bagi Martin Nguyen: Sebuah Tahun Penebusan

Martin Nguyen celebrates his TKO victory at ONE: DAWN OF HEROES.

Juara Dunia ONE Featherweight Martin “The Situ-Asian” Nguyen mungkin mengalami masa sulit di tahun 2018, namun ia kembali dengan terobosan besar dan mengubah arah karirnya kembali. 

Setelah gagal meraih kemenangan dalam pertaruhannya menjadi Juara Dunia tiga divisi ONE yang pertama, cedera yang dideritanya, serta meninggalkan sasana lamanya KMA Top Team, superstar Vietnam-Australia ini kembali dengan penampilan yang jauh lebih baik pada tahun 2019.

Martin bergabung bersama Juara Dunia dua divisi ONE Aung La “The Burmese Python” N Sang, menemukan sasana baru di Sanford MMA dan Hard Knocks 365 di Amerika Serikat, serta memfokuskan diri pada divisi featherweight.

Sebagai hasilnya, atlet berusia 30 tahun ini memiliki sepasang kemenangan KO melawan dua atlet terbaik dalam divisinya.

Sebelum ia beranjak memasuki tahun yang baru dan melanjutkan warisan pencapaiannya yang luar biasa, “The Situ-Asian” melihat kembali tahun penuh penebusan bagi dirinya ini.

ONE featherweight king 👑 Martin Nguyen called his shot and came through with a stunning second-round knockout of Koyomi Matsushima!

ONE featherweight king 👑 Martin "The Situ-Asian" Nguyen called his shot and came through with a stunning second-round knockout of Koyomi Matsushima!📺: Check local listings for global TV broadcast

Posted by ONE Championship on Friday, August 2, 2019

ONE Championship: Setelah tahun yang penuh gejolak di 2018, anda menjalani tahun yang sempurnah pada 2019. Anda memenangkan kedua laga anda melalui KO. Bagaimana anda melihat tahun ini?

Martin Nguyen: Tahun 2019 adalah berkat bagi saya. Kami memulai dengan baik bersama tim baru saya, dan saya merasa saya menjadi atlet yang jauh lebih baik dari sebelumnya. Hanya ada satu arah maju, dan saya percaya 2020 akan menjadi tahun yang jauh lebih menarik.

ONE: Anda tetap berada dalam divisi featherweight, dan hal itu terbayar dengan baik. Ada alasan tertentu mengapa anda tidak ingin naik atau turun divisi pada tahun 2019?

MN: Naik dan turun divisi tentunya memberi dampak yang besar bagi tubuh saya. Saya lebih banyak menderita cedera, saya menjadi sakit dan mental saya tidak berada di sana.

Saat saya naik ke divisi lightweight, saya kira saya dapat menyantap apapun yang saya inginkan dan melakukan apapun yang saya ingin lakukan di divisi baru saya. Lalu, saat saya turun ke featherweight, tubuh saya tidak lagi berasa sama.

Istri saya mengatakan bahwa saya harus tetap berada dalam divisi saya, dan ia menyuruh saya untuk berhenti naik-turun [divisi]. Tidak sehat untuk naik-turun divisi, maka saya mendengarkan sarannya dan berada dimana saya dapat tampil dengan kemampuan terbaik saya. Saya melakukan itu, dan saya kembali lebih kuat dan menaklukkan dua lawan teratas. Saya tak bisa lebih senang lagi.

ONE: Apakah target anda untuk tahun ini?

MN: Itu adalah untuk [melanjutkan] perjalanan saya dalam divisi featherweight. Saya merasa bahwa dengan berpindah-pindah divisi dan segala sesuatunya, saya seperti kehilangan keyakinan pada diri saya sendiri. Saya tidak tahu kemana saya mengarah, atau apa yang terjadi dengan karier saya setelah perebutan gelar [bantamweight dan lightweight] itu. Saya hanya ingin membangun diri saya sendiri, tetap berpegang dan menjaga warisan saya.

Martin Nguyen clinches a scintillating flying knee knockout victory to retain the ONE Featherweight World Title!

🎯 RIGHT ON TARGETMartin "The Situ-Asian" Nguyen clinches a scintillating flying knee knockout victory to retain the ONE Featherweight World Title! TV: Check local listings for global broadcast

Posted by ONE Championship on Friday, April 12, 2019

ONE: Bagaimanakah kemenangan atas mantan Juara Dunia ONE Featherweight, Narantungalag Jadambaa, di bulan April bagi anda? Itu adalah penyelesaian pertama anda sejak tahun 2017.

MN: Kemenangan atas [Narantungalag] Jadambaa itu sangat spesial. Segera setelah saya mendapatkan penyelesaian, saya merasa ini adalah awal dari kebangkitan Martin Nguyen versi tahun 2017.

Pada tahun 2018, banyak hal yang tidak terjadi sesuai keinginan saya, dan itu tidak menghasilkan penyelesaian apapun. Saat saya menyelesaikan seseorang seperti [Narantungalag] Jadambaa, itu adalah sebuah pernyataan. Itu menunjukkan bahwa saya telah melakukan hal yang benar di Sanford MMA. Saya mendapatkan orang-orang yang tepat di sisi saya, dan mengincar hal yang lebih besar.

ONE: Dalam laga anda berikutnya di bulan Agustus, anda mencetak KO kesembilan dalam karir anda melawan Koyomi Matsushima. Dapatkah anda menjabarkan laga itu?

MN: Memasuki laga melawan [Koyomi] Matsushima itu, saya menderita cedera pundak yang sangat buruk, dan itu sangat membatasi apa yang dapat saya lakukan.

Saat malam pertandingan, saya tidak memikirkan cedera tersebut — yang saya tahu adalah bahwa saya harus mengalahkan dirinya dalam tiap posisi. Ia sulit ditebak, dan atlet yang sangat gesit. Ia menyerang saya saat lengah, namun saya mengikuti alurnya dan meraih penyelesaian. Itu adalah sebuah bonus, untuk mengalahkan singa muda seperti dirinya

ONE: Bagaimana anda mendeskripsikan performa anda tahun ini dibandingkan dengan penampilan anda sebelumnya bersama ONE?

MN: Saya merasa seperti atlet yang [memiliki kemampuan] beragam belakangan ini. Saya yakin saya dapat masuk ke divisi manapun [dan meraih kesuksesan] — baik dalam divisi bantamweight, featherweight atau lightweight. Namun saat ini, saya harus melakukan apa yang benar bagi saya.

Divisi featherweight adalah tempat dimana saya menjadi versi terbaik diri saya dan dimana banyak orang dapat melihat saya tampil terbaik, jadi itulah dimana saya ingin tampil. Saya ingin memberikan penampilan terbaik saya, dan saya ingin para penggemar mengingat saya sebagai seorang atlet seperti dulu.

ONE Featherweight World Champion Martin Nguyen at the DAWN OF HEROES Press Conference

ONE: Anda menghabiskan banyak waktu di Florida tahun ini. Apakah ada momen-momen yang berkesan?

MN: Saya ingin anda menulis ini dalam artikel anda – saya adalah penguasa permainan ‘Skull King’! Itu adalah permainan kartu yang saya mainkan bersama Aung La N Sang, Katie [Oliphant, istrinya], Tial Thang, dan seluruh teman-teman kami di Florida. Kami sangat kompetitif. Terlepas dari itu, kami pergi ke New York, menghabiskan beberapa waktu di sana, serta berkeliling Florida dan melihat beberapa laga secara langsung.

Terlepas dari Florida, saya membawa keluarga berlibur di Bali tahun ini segera setelah kemenangan atas [Narantungalag] Jadambaa. Saya juga bertemu beberapa teman baru dan mereka yang benar-benar membuat saya menyadari siapa orang-orang terdekat saya. Setelah segala sesuatu yang terjadi dengan sasana lama saya, saya mengetahui siapa yang ada di sana bagi saya. 

ONE: Pastinya sulit bagi anda untuk berada jauh dari keluarga anda di Australia. Bagaimana anda menangani hal itu? 

MN: Saya merindukan keluarga saya tiap hari, 100 persen.  Tiap kali kami memancing atau pergi bersama, itu saat dimana saya paling merindukan keluarga saya karena inilah yang saya lakukan di akhir minggu bersama istri saya Brooke dan anak-anak.

Segala sesuatu yang saya lakukan bersama Katie dan Aung La N Sang adalah segala sesuatu yang saya harap dapat lakukan bersama keluarga saya bersama-sama di sini — jika mereka ada di Amerika Serikat.

https://www.instagram.com/p/Bw50fZJADCJ/

ONE: Menjelang tahun yang baru, dapatkan anda berbagi tentang target anda untuk 2020 — baik di dalam maupun di luar Circle?

MN: Yang saya dapat katakan adalah itu akan menjadi tahun yang besar bagi saya. Saya ingin menjalani tiga atau empat laga tahun depan. Saya ingin [menghadapi] semua penantang.

Saya akan mengurutkan mereka, satu per satu, ONE Championship akan mengirim saya kontrak mereka, dimana saya hanya akan menandatanganinya. Saya akan mengalahkan mereka semua. Mereka bahkan tidak harus saling berhadapan, mereka hanya harus menunggu saya.

Target pribadi saya pada tahun 2020 di luar karier saya adalah untuk menjadi orang yang lebih baik tiap harinya.

Baca Juga: Kilas Balik Aung La N Sang Di Tahun 2019 Yang Luar Biasa

Bersiaplah untuk gelaran perdana ONE Championship di tahun 2020, ONE: A NEW TOMORROW!

Selengkapnya di Bela Diri Campuran

Ben Tynan Duke Didier ONE Fight Night 21 29
Suriyanlek Por Yenying Tomyamkoong Bhumjaithai ONE Friday Fights 41 23 scaled
Eko Roni Saputra Hu Yong ONE Fight Night 15 28 scaled
Blake Cooper Maurice Abevi ONE Fight Night 14 41 scaled
Yamin PK Saenchai Joachim Ouraghi ONE Friday Fights 59 8
Yamin JoachimOuraghi 1920X1280
Adrian Lee
Kairat Akhmetov Reece McLaren ONE Fight Night 10 12
Superlek Kiatmoo9 Rodtang Jitmuangnon ONE Friday Fights 34 55
Victoria Souza Noelle Grandjean ONE Fight Night 20 9
Hu Yong Woo Sung Hoon ONE Fight Night 11 50
Yamin PK Saenchai Zhang Jinhu ONE Friday Fights 33 29