‘Tentang Ayah Dan Anak’ – Cerita Kehidupan Rodtang Saat Jauh Dari Lampu Sorot Arena

RodtangSon

Rodtang “The Iron Man” Jitmuangnon telah lama dikenal sebagai pembawa badai di dalam ring berkat sikutan tajam, pukulan eksplosif, serta nyali besar yang sulit diimbangi lawan.

Namun di luar ring, prajurit Muay Thai dari Negeri Gajah Putih ini tengah memasuki sebuah medan pertempuran baru.

Pada Juli 2025, sang megabintang berusia 28 bersama istrinya, Aida Looksaikongdin, menyambut kelahiran putra pertama mereka yang bernama Zlatan.

Jelang tampil di ONE 173: Superbon vs. Noiri pada 16 November kontra Nong-O Hama demi sabuk Juara Dunia ONE Flyweight Muay Thai – sabuk yang sempat melekat dengan namanya – Rodtang mengakui bahwa menjadi seorang ayah telah mengubah banyak hal, mulai dari caranya berlatih hingga bagaimana ia melihat dunia.

“The Iron Man” berujar:

“Bayi kami menginjak usai 2 bulan belum lama ini. Namanya adalah Zlatan.

“Saya menyukai semua tentangnya. Ini tentang ayah dan anak, dan pada dasarnya saya menyukai anak-anak. Saya senang bermain dengan mereka.”

Menjadi seorang ayah tak hanya menjadi bab baru dalam hidupnya. Hal itu juga memberinya sebuah perspektif berbeda.

Lahir dari keluarga tak mampu di Phatthalung, Thailand, Rodtang sudah belajar untuk bertarung bahkan saat ia belum mengenal arti beristirahat. Ia melangkah menuju arena laga saat masih berusia belia demi mengubah nasib keluarganya.

Mentalitas yang terasah sejak usia dini itu membawanya pada popularitas yang mendunia, yang tergambar dalam lebih dari 300 laga yang menunjukkan agresivitas, ketangguhan, dan pertunjukan luar biasa.

Petarung yang dulunya terfokus mengincar lawan-lawan terkuat, kini menikmati peran baru sebagai insan yang gemar berbagi:

“Saya memiliki banyak keponakan. Saya mencintai mereka semua, ada 12.

“Saat kami pergi ke 7-ELEVEN, kami semua pergi. Jika saya membelikan satu mainan, semua dapat mainan yang sama. Inilah namanya kebahagiaan.”

Saat berada di luar lampu sorot pertandingan, Rodtang rutin bermain sepakbola setiap pekan.

Baginya, hal ini menjadi sebuah penyegaran di tengah kesibukan latihan. Selain itu, olahraga ini juga bisa menjadi penjembatan antara dirinya dengan sang anak.

Atlet kebanggaan Thailand ini mengatakan:

“Saya senang bermain sepakbola. Saya ingin mengajaknya [Zlatan]. Saya menyukai [Muay Thai] dan saya ingin mengajaknya ke gym, atau apapun yang dia gemari untuk menghabiskan waktu bersama.”

Menjadi seorang ayah tak membuat Rodtang bersantai. Yang ada, justru ia semakin bersemangat untuk berjuang demi sesuatu yang lebih besar dari dirinya.

Sang Juara Dunia ONE Flyweight Muay Thai enam kali ini masih dengan pola latihan dan kedisiplinan yang sama. Yang membedakannya hanyalah alasan mengapa ia melakukannya.

Ia mengatakan:

“Dengan memiliki seorang anak sekarang, saya mengerti sudut pandang dari seorang ayah, termasuk bagaimana harus hadir untuk anak.

“Mereka yang mengenal saya tahu betara rendah hatinya saya.”

Rodtang Jelaskan Inspirasi Di Balik Nama Zlatan

Nama Zlatan datang dari rasa kagum terhadap sosok pesepakbola legendaris. Sebagai penggemar berat olahraga tersebut, Rodtang Jitmuangnon kerap menghabiskan waktu senggangnya bersama si kulit bundar.

Dari sekiat banyaknya bintang yang ia kagumi, ada satu sosok yang menonjol bagi dirinya.

Ia menjelaskan:

“Terkait nama anak saya, saya tumbuh saat era keemasan Zlatan Ibrahimovic. Saya memiliki pekerjaan burut saat itu. Saya melihatnya bermain bersama atasan saya dan langsung mengidolainya. Melihat cara dan gayanya bermain, dia adalah dewa bagi saya.

“Saya juga menyukai [Lionel] Messi, [Cristiano] Ronaldo, dan semuanya. Tapi orang gaya orang ini, dia bisa sedikit arogan dan agresif dalam setiap penampilannya.”

Sebagai legenda sepakbola dari Swedia dengan lebih dari dua dekade bermain dalam level tertinggi, Ibrahimovic dikenal bukan hanya karena catatan fantastisnya sebagai seorang striker, tetapi juga gaya bermainnya yang khas dan unortodoks.

Ia kerap menampilkan tendangan salto, tendangan memutar, dan kreativitas lainnya yang terinspirasi oleh latar belakangnya sebagai pemilik sabuk hitam taekwondo.

Fondasi sebagai seniman bela diri itu membentuk gaya eksentrik dan akrobatiknya sebagai salah satu striker paling unik dan tersohor.

Seperti halnya Ibrahimovic, Rodtang juga membangun reputasi yang berawal dari rasa percaya diri tinggi, meski ekspresinya di atas ring terkadang disalah artikan sebagai kesombongan. Rodtang kerap membiarkan lawan memukul dirinya sebagai bentuk intimidasi bahwa ia tak bisa dijungkalkan.

Dengan menamai anaknya seperti sang striker legendaris, Rodtang tidak hanya memilih nama. Ia juga menurunkan sebuah pola pikir yang merayakan keberanian, rasa percaya diri, serta kebahagiaan.

Saat ditanya apakah ia sudah menyiapkan nama untuk putra atau putri selanjutnya, Rodtang hanya tersenyum. Sedikit serius dan diwarnai candaan, ia menjawabnya dengan sebuah senyuman tipis seperti yang ia lakukan saat mendapat serangan lawan di atas ring:

“Jika memiliki anak perempuan, saya akan menamainya Moana.”

Selengkapnya di Fitur

Team Mongolia in Physical Asia
Yuki Yoza Superlek ONE 173 18 scaled
Numsurin Chor Ketwina Paeyim Sor Boonmeerit ONE Friday Fights 113 33 scaled
Stamp Fairtex Ham Seo Hee ONE Fight Night 14 2 scaled
RodtangSon
Stella Hemetsberger Chellina Chirino ONE Friday Fights 82 33
Rungrawee Sitsongpeenong George Jarvis ONE Friday Fights 85 6 scaled
Ekaterina Vandaryeva Martyna Kierczynska ONE Fight Night 20 38 scaled
Stamp Fairtex Ham Seo Hee ONE Fight Night 14 2 scaled
Yodthongthai Sor Sommai Aslamjon Ortikov ONE Friday Fights 78 27 scaled
Seksan Or Kwanmuang Asa Ten Pow ONE Fight Night 30 28 1 scaled
Nadaka Yoshinari Rak Erawan ONE 172 68 scaled