Perjalanan Sulit Gurdarshan Mangat Menuju ONE Championship

Gurdarshan Mangat IMG_1127

Jalur yang dilalui Gurdarshan “Saint Lion” Mangat menuju “The Home Of Martial Arts” memang panjang dan penuh dengan rintangan.

Atlet India ini harus mengatasi berbagai ujian dan pencobaan untuk mendobrak batasan yang ada dan bertahan dalam kehidupan dan kariernya di awal, namun ia mendapatkan hasil atas keberanian, kerja keras dan dedikasinya.

Kini, ia berada di atas panggung dunia sebagai atlet bela diri campuran pound-for-pound terbaik dari negaranya dan menjadi harapan terbaik untuk menjadi Juara Dunia dalam disiplin ini.

Jelang penampilan keduanya di ONE Championship melawan Abro “The Black Komodo” Fernandes di ONE: MASTERS OF DESTINY, simak bagaimana “Saint Lion” keluar dari kesulitannya untuk menjadi salah satu atlet flyweight paling menarik di muka bumi ini.

Tanggung Jawab Masa Kecil

India's top mixed martial artist Gurdarshan Gary "Saint Lion" Mangat doesn't settle for average! He takes on surging…

Posted by ONE Championship on Monday, June 24, 2019

Mangat lahir di sebuah kota kecil bernama Williams Lake di British Columbia – sebagai anak dari sepasang imigran India generasi pertama.

Kedua orang tuanya pindah demi memberi kehidupan yang lebih baik bagi anak-anak mereka, namun mereka memasuki lingkungan yang asing, dan walau ia masih kanak-kanak, beban itu jatuh pada dirinya untuk membantu mereka menetap dengan baik.

“Saat mereka tiba di Kanada, mereka tidak mengetahui bahasa Inggris. Oleh karena itu, saya tidak mengetahui bahasa Inggris,” jelasnya.

“Sampai kelas dua atau tiga, saya mempelajari bahasa Inggris di sekolah dan membawa bekal itu untuk mengajar orang tua saya di rumah. Maka, pada usia yang ke-6, saya menjadi guru Inggris di rumah.”

Ia bertumbuh besar di komunitas yang kecil, dimana ia memiliki sekelompok teman yang sama selama masa pertumbuhannya itu.

Anak-anak keturunan India itu sangat dekat, tetapi Mangat seringkali dirundung dan tak pernah sepenuhnya memiliki keyakinan diri.

“Saya selalu menjadi anak yang paling pendek, saya diganggu, dan saya tak pernah bertumbuh sepenuhnya di sekolah menengah atas. Saya selalu menjadi target yang mudah bagi hal-hal seperti itu,” akunya.

“Saya tak pernah dapat masuk ke tim basket, saya selalu menjadi manajer peralatan. Saya selalu menjadi anak yang ingin menyenangkan orang lain, namun saya tak pernah benar-benar percaya pada diri saya sendiri.”

Terinspirasi Untuk Bertumbuh

Through martial arts, India's top mixed martial artist Gurdarshan Mangat made his dreams come true!

Through martial arts, India's top mixed martial artist Gurdarshan Gary "Saint Lion" Mangat made his dreams come true! 🗓: Kuala Lumpur | 12 July | 6PM | ONE: MASTERS OF DESTINY🎟: Get your tickets at 👉 http://bit.ly/onemastersofdestiny19📺: Check local listings for global TV broadcast📱: Watch on the ONE Super App 👉 http://bit.ly/ONESuperApp 👨‍💻: Prelims LIVE on Facebook | Prelims + 2 Main-Card bouts LIVE on Twitter

Posted by ONE Championship on Friday, June 28, 2019

Saat Mangat pindah ke Vancouver pada usianya ke-18, kehidupannya berubah dengan sangat drastis.

Ia pindah ke kota untuk menjadi seorang akuntan, namun kepalanya segera terpalingkan oleh gairah baru dalam hidupnya, dan sesosok panutan yang kini menjadi Vice President untuk perusahaan dimana dirinya berkompetisi.

“Entah bagaimana, seni bela diri campuran menemukan saya. Bagian terbesar dari itu adalah karena Rich Franklin bertarung,” jelasnya.

“Saya selalu percaya bahwa seniman bela diri campuran selalu dibesarkan dari kecil untuk menjadi pejuang – tak mengetahui bahwa dirinya adalah guru sekolah paruh waktu dan bertarung demi gelar Juara Dunia.”

Di kartu pertandingan yang sama dimana ia melihat Franklin berkompetisi, seorang atlet Kanada juga tampil beraksi – Kalib Starnes.

Mangat menemukan jalan menuju sasana dimana Starnes berlatih, Revolution Fight Team, tetapi pada awalnya ia harus berusaha keras untuk mencari tahu.

“Satu menit lagi, saya akan menyerah untuk mencari sasana itu, dan saya selalu memikirkan tentang momen tersebut,” kata “Saint Lion.”

“Jika saya menyerah, apakah saya akan kembali untuk mencarinya, dan ke manakah kehidupan saya nantinya? Di sinilah kami, 1o tahun kemudian.”

Hati Seorang Juara

The most devastating loss of his life propelled India's top mixed martial artist, Gurdarshan Gary "Saint Lion" Mangat,…

Posted by ONE Championship on Monday, July 1, 2019

Tak dibutuhkan waktu lama sebelum Mangat memutuskan bahwa arah baru ini akan dijalaninya sepenuh waktu.

Namun, hal itu tak disetujui oleh kedua orang tuanya, yang merasa kesal bahwa ia akan mengorbankan keamanan masa depan dalam profesi yang memang sudah pasti untuk sesuatu yang sangat berbahaya. Beruntung, ia didukung oleh kakeknya.

“Untuk meninggalkan keamanan dari masa depan yang mungkin telah dipersiapkan, dimana saya memiliki gaji dua mingguan dan beberapa waktu berlibur tiap tahunnya, untuk menghubungi mereka di suatu hari dan mengatakan saya ingin terjun ke bela diri campuran tanpa latar belakang yang jelas, itu berbalik kepada saya di awal,” jelasnya.

“Orang tua saya memindahkan saya ke rumah yang bagus di Vancouver, dan mereka siap untuk mengambil itu semua, namun saat kakek saya melihat beberapa laga pertama saya, ia berkata pada ayah saya, ‘Jangan pernah hentikan dirinya dari melakukan ini – lihatlah dirinya, ia memiliki renjana.’”

Komitmen Mangat diuji dalam laga perdananya, namun ia berhasil mengatasi hidung yang patah, tulang rusuk yang retak, serangan asma, serta cedera lainnya untuk menyadari bahwa ia memiliki semangat juang yang dibutuhkannya untuk meraih kesuksesan.

Ia mengetahui bahwa sebuah karier dalam olahraga ini akan sangat sulit, namun ia ingin menantang dirinya sendiri.

“Saya pergi ke kuil India malam itu dan berpikir, ‘Tiap kali sesuatu menjadi sulit, saya akan menjauh. Saya tak akan pernah melakukan ini lagi.’ Saya siap mengambil buku-buku saya dan kembali ke dunia akuntansi,” katanya.

“Sebaliknya, saya menjalaninya hari demi hari. Itu adalah hal tersulit yang pernah saya lakukan, maka itu mari kita lihat apa yang dapat kita lakukan. Itu masih menjadi mantra saya – satu hari demi satu hari.”

Menemukan Cahaya

Indian hero Gurdarshan Mangat lives up to the hype in his ONE debut, knocking out former World Title challenger Toni Tauru at 1:23 of Round 3! 🇮🇳

Indian hero Gurdarshan Gary "Saint Lion" Mangat lives up to the hype in his ONE debut, knocking out former World Title challenger Toni Tauru at 1:23 of Round 3! 🇮🇳Watch the full event on the ONE Super App 👉 http://bit.ly/ONESuperApp | TV: Check local listings for global broadcast

Posted by ONE Championship on Friday, March 8, 2019

Bahkan saat ia berhasil menaiki tangga peringkat, perjuangan “Saint Lion” belum selesai. Ia harus memerangi depresi setelah beberapa tragedi yang terjadi dalam keluarganya, namun ia telah belajar untuk berdamai dengan itu melalui bantuan orang-orang yang mengasihinya dan kekuatan mentalnya sendiri.

Walau ia berkata dirinya belum sepenuhnya menguasai kondisi mentalnya – ia berkata dirinya masih mengatasi itu hari demi hari – dimana ia kini menjadi sosok yang berbeda dan lebih kuat karena itu.

Pria berusia 32 tahun ini kini beranjak dari kemenangan TKO ronde ketiga yang luar biasa atas Toni Tauru pada bulan Maret dalam debutnya bersama ONE, dan ia siap untuk bergerak maju dalam kariernya untuk mencapai berbagai hal luar biasa dalam panggung bela diri dunia ini.

“Hal yang teraneh adalah, saya tak pernah melihat ke belakang, saya hanya tetap mencoba bergerak maju,” tambahnya.

“Saya tak merasa saya akan benar-benar berakhir di sini, terutama saat depresi itu. Saya harap saya dapat kembali dan berkata pada anak itu, ‘Begini, kamu akan berada di ONE. Bersabarlah, atasi gelombang dan kegelapan itu.’

“Saya hanya ingin bersenang-senang. Seni bela diri campuran itu sulit karena anda selalu gugup untuk tidak terjatuh dan mundur dua langkah, dan tak dapat memasuki organisasi terbesar. Saya akhirnya berada pada tempat dimana saya dapat melihat kontrak saya dan berkata saya dapat masuk ke sana dan melakukan apa yang selalu ingin saya lakukan.”

“Saya dapat mengeluarkan segalanya – saya tak harus bermain aman. Beri saya siapa pun yang anda inginkan dan saya takkan khawatir. Saya telah sampai pada titik yang saya inginkan, dan inilah waktunya untuk maju dan menantang diri saya sendiri.”

Selengkapnya di Fitur

Sinsamut Klinmee Mouhcine Chafi ONE Fight Night 16 64 scaled
Blake Cooper Maurice Abevi ONE Fight Night 14 41 scaled
Constantin Rusu Bogdan Shumarov ONE Fight Night 12 68
Kairat Akhmetov Reece McLaren ONE Fight Night 10 12
WeiRui 1200X800
Regian Eersel Alexis Nicolas ONE Fight Night 21 12
Natalia Diachkova Chellina Chirino ONE Friday Fights 55 14
Sean Climaco
Nanami Ichikawa
Hu Yong Woo Sung Hoon ONE Fight Night 11 50
WeiRui 1200X800
Smilla Sundell Allycia Hellen Rodrigues ONE Fight Night 14 20 scaled