Lito Adiwang vs. Jarred Brooks: 4 Kunci Kemenangan

Lito Adiwang Hexigetu 1920X1280 Revolution 45

Lito “Thunder Kid” Adiwang dan Jarred “The Monkey God” Brooks akhirnya akan mengakhiri adu mulut mereka yang memanas di dalam Circle pada ajang ONE: NEXTGEN III.

Setelah seluruh adu komentar antara keduanya, para penggemar tak sabar menunggu laga strawweight bela diri campuran krusial mereka pada Jumat, 26 November esok.

Baik Adiwang dan Brooks akan membawa berbagai persenjataan berbahaya ke dalam laga utama mereka di Singapore Indoor Stadium, dan sangat sulit untuk memprediksi arsenal siapa yang akan paling efektif.

Dengan malam pertandingan yang mendekat, kami membedah beberapa kunci kemenangan bagi “Thunder Kid” dan “The Monkey God.”

#1 Takedown Tak Terhentikan Dari Brooks

Brooks dibesarkan dalam dunia gulat, dan ini menjadi kemampuan andalannya dalam MMA.

Atlet asal Amerika Serikat berusia 28 tahun ini memadukan kemampuan takedown luar biasa dengan kekuatan yang sangat besar mengingat postur tubuhnya – dan saat ia menangkap lawannya, mereka biasanya akan terbawa.

Kemampuan double-leg takedown miliknya hampir tak dapat terhenti, dan bahkan dalam situasi langka dimana itu dapat dimentahkan, pengalamannya di atas matras hanya berarti bahwa ia dapat segera menggabungkan rangkaian serangan untuk meraih posisi atas (top position).

Terlebih lagi, “The Monkey God” tak hanya menempatkan lawannya di ground. Ia akan menggunakan lemparan dan bantingan untuk dengan cepat menyeret mereka ke atas kanvas, yang akan membantu serangan ground saat mereka terkena dampaknya.

Hal ini jelas menjadi arsenal terbaik dari Brooks. Ia tak berhenti sampai ia menyeret rivalnya ke atas kanvas, dan mereka akan berakhir di atas punggung mereka atau merasa kelelahan saat berusaha mencegahnya.

Para penggemar akan dapat menyaksikan kemampuannya ini saat Brooks mencetak debutnya bersama ONE Jumat ini.

#2 Kesabaran Adiwang

Pictures from the fight between Lito Adiwang and Hexigetu at ONE: REVOLUTION

Penantang peringkat kelima strawweight ini dikenal atas serangan kuat tanpa henti miliknya. Namun, ini dapat membawanya masuk ke jebakan Brooks jika ia menerapkannya sebagai sebuah strategi. Maka, dalam laga ini, daripada segera maju dan menyerang, ia akan harus bersabar.

Saat ia kalah dari Hiroba Minowa, Adiwang menemukan dirinya terjebak oleh spesialis grappling asal Jepang ini saat ia menjangkau terlalu jauh di belakang serangan kerasnya, yang membuatnya kurang dapat melakukan sprawl atau menahan percobaan takedown.

“The Monkey God” akan memanfaatkan celah seperti ini. “Thunder Kid” harus berhati-hati agar ia tak menunjukkan semua itu dengan tetap disiplin saat menyerang, atau hanya menghujani lawan pada waktu yang tepat.

Dengan menggunakan feint atau mendapatkan reaksi dan bergerak ke samping untnuk menghindari satu posisi yang stagnan, Adiwang dapat membingungkan Brooks dan membuatnya tetap menebak, lalu beraksi untuk menutup jarak dengan cara yang lain.

Selanjutnya, kesabaran Adiwang ini juga dapat membuat atlet AS itu ragu, dimana ini akan memberi kesempatan bagi perwakilan Team Lakay itu untuk memastikan kuda-kudanya dan menyerang saat laga berlanjut.



#3 Dominasi Brooks Di Ground

Semua orang mengetahui bahwa Adiwang memang sangat eksplosif, terlepas dari posisi mana pun. Jika Brooks dapat menyeret atlet Filipina ini ke atas kanvas, akan menjadi sangat sulit untuk tetap menjaganya di sana.

Namun, kemampuan Mash Fight Team ini tak berakhir saat lawannya berada di ground. Saat mereka ada di bawah sana, ia menjadi operator kelas dunia yang sangat lihai.

“The Monkey God” menggunakan ground-and-pound tajam yang dapat meningkatkan kerusakan dan mencegah Adiwang untuk mencoba melakukan scramble saat ia berusaha kembali berdiri.

Ketika “Thunder Kid” berusaha melepaskan diri, ini juga akan memberi kesempatan bagi Brooks untuk mengejar submission.

Jika Adiwang membuka celah di punggungnya, warga Indiana ini akan masuk dengan rear-naked choke. Dan, jika atlet Filipina itu berbalik, ia dapat berakhir dalam kuncian guillotine rapat milik “The Monkey God” – dimana keduanya dapat mengakhiri laga dalam sekejap.

#4 Adiwang Membalikkan Keadaan

Pictures from the fight between Lito Adiwang and Hexigetu at ONE: REVOLUTION

Terlepas dari waktu yang dihabiskan atau seberapa besar “Thunder Kid” dapat meraih poin di kartu penilaian, yang menjadi penyeimbang biasanya adalah kekuatannya yang mengejutkan.

Baik melalui pukulan, tendangan, atau serangan lutut, pria asal Baguio City ini memberi serangan keras yang sangat jarang terlihat dari seseorang dalam divisi ini – dan ia melontarkannya dengan niat mengakhiri laga.

Seperti disebutkan sebelumnya, terlalu sering menyerang akan menjadikan Adiwang target mudah bagi takedown dari Brooks. Namun, jika “Thunder Kid” dapat membuat lawannya menebak, akan muncul kesempatan bagi dirinya untuk melepaskan serangan keras.

Pukulan jarak jauh atlet Filipina ini memang sangat berbahaya, seperti halnya pukulan uppercut miliknya, terutama bagi seorang pegulat yang merangsek maju. Dan jika Adiwang dapat menggoyahkan Brooks, ia jelas memiliki kemampuan untuk menyelesaikan laga dengan salvo pukulan, serangan lutut di udara dan tendangan keras.

Baca juga: Bagaimana Jarred Brooks Berubah Menjadi ‘The Monkey God’

Selengkapnya di Fitur

Kairat Akhmetov Reece McLaren ONE Fight Night 10 12
WeiRui 1200X800
Regian Eersel Alexis Nicolas ONE Fight Night 21 12
Natalia Diachkova Chellina Chirino ONE Friday Fights 55 14
Sean Climaco
Nanami Ichikawa
Hu Yong Woo Sung Hoon ONE Fight Night 11 50
WeiRui 1200X800
Smilla Sundell Allycia Hellen Rodrigues ONE Fight Night 14 20 scaled
Halil Amir Ahmed Mujtaba ONE Fight Night 16 38 scaled
MurHawkSlater 1200X800
Thongpoon PK Saenchai Timur Chuikov ONE Fight Night 19 39 scaled