Langkah Awal Yang Membawa Rudy Agustian Pada Dunia Bela Diri

Rudy Agustian Dawn of Valor

Seperti kata pepatah, perjalanan ribuan mil dimulai dari langkah pertama. Hal ini terasa relevan bagi perjalanan karier Rudy “The Golden Boy” Agustian dalam dunia seni bela diri.

Juara Flyweight Indonesia ini baru menggandrungi bela diri saat usianya menginjak seperempat abad, atau sembilan tahun yang lalu.

Meski banyak yang menganggapnya terlambat, langkah pertama yang ia ambil tersebut terbukti menjadi pembuka jalan bagi ribuan langkah lainnya.

“Saya mengenal bela diri baru di usia 25 tahun. Banyak yang bilang saya sudah telat atau sudah terlalu tua untuk mengikutinya. Tetapi saya membuktikan mereka semua salah. Tidak ada kata telat selama kita niat dan menunjukkan totalitas,” tutur atlet berusia 34 tahun tersebut. 

“Saya mulai mengenal bela diri pada tahun 2010, sewaktu Muay Thai masih sangat langka di Indonesia. Saat itu hanya ada tiga atau empat sasana saja.” 

Keraguan sempat hinggap di benak Rudy, karena situasinya belum terlalu mendukung bagi seorang seniman bela diri untuk mengejar karier profesional. Terlebih, fasilitas yang tersedia pun belum secanggih seperti yang ada saat ini.

“Saat itu saya mencoba latihan satu kali dan langsung ketagihan, karena memang saya sebenarnya hobi bela diri dan suka berkelahi di sekolah atau kampus; bahkan sampai dua kali dikeluarkan dari kampus karena indisipliner,” tutur pria asal Tangerang, Banten, tersebut.



Mengerti bahwa bakat yang ia miliki bisa berakhir sia-sia jika tidak mengambil langkah yang tepat, Rudy mulai meyakinkan diri untuk serius dalam menggeluti olahraga ini. Ia bahkan harus merogoh kocek sendiri demi mengembangkan talentanya.

“Setelah itu, saya nekat untuk pertama kalinya pergi ke luar negeri dengan berangkat ke Thailand. Saya memutuskan untuk langsung berguru Muay Thai disana, dengan bermodalkan nekat dan niat,” lanjut atlet yang kemudian mewakili Indonesia di kejuaraan dunia WMF di Bangkok, Thailand ini. 

“Selama beberapa bulan di Thailand, saya terus berlatih dan bertanding hingga kemudian pulang dan membuka sasana Golden Boy Muay Thai Camp di Indonesia. Sampai saat ini pun saya masih menggeluti bidang yang sama dan masih terus belajar serta mengasah kemampuan – berlatih tanpa batas.”

Langkah yang ia ambil membawanya pada prestasi yang mungkin tidak terbayangkan sebelumnya. Ia berhasil menjuarai berbagai kejuaraan Muay Thai nasional dan internasional, hingga mendapat julukan “The Golden Boy” karena memenangkan berbagai medali emas.

“Ini adalah kesenangan saya, seni bela diri adalah jalan hidup saya, my samurai way of life,” tegas petarung yang memiliki rekor 7-4-0 dalam seni bela diri campuran ini.

“Selain tubuh jadi sehat, ini juga menjadi mata pencaharian saya. Saat kita mendalami bidang ini, kita akan banyak mendapat respek dari orang-orang. Saya sudah beberapa kali hampir keluar dari dunia bela diri, tapi selalu gagal karena ini memang tujuan hidup dan jati diri saya. Saya tak bisa hidup tanpa bela diri.”

Dengan etos kerja fenomenal, serta tekad untuk meraih prestasi tertinggi, Rudy terus membuka jalan untuk mengembangkan kariernya. Tak cukup dengan prestasi dalam ranah Muay Thai, ia mencoba memperbanyak amunisinya dengan meningkatkan keterampilan dalam disiplin olahraga yang lain.

Rudy Agustian - 1200 x 800

Langkah ini ia ambil demi bisa berlaga dalam ranah seni bela diri campuran yang kala itu mulai berkembang di dalam negeri.

“Saya berguru pada banyak orang karena saya berlatih tinju, Muay Thai, gulat, Brazilian Jiu Jitsu, sanshou, dan seni bela diri campuran,” ujarnya. 

“Di setiap disiplin ada beberapa pelatih yang pernah menjadi pembimbing saya semuanya berjasa bagi saya. Saat sudah di level sekarang ini, saya juga sangat berterimakasih kepada Profesor Marcos Tulio Machado.

“Pada sosok beliau lah saya baru menemui pelatih yang totalitas dalam membimbing untuk menjadikan saya petarung yang lebih baik. Tidak hanya pelatih, dia juga merupakan keluarga dan sahabat bagi saya.” 

Setelah menginjakkan kakinya di pentas global, Juara Nasional Fylweight ini mengincar sebuah pencapaian baru yang bisa membuatnya dikenang dalam beberapa generasi ke depan. Ia ingin membanggakan nama bangsa serta menginspirasi generasi penerus.

“Setelah bergabung dengan ONE Championship, saya semakin memberikan upaya yang lebih; karena kami semua sadar bahwa pertandingan-pertandingan ini juga membawa nama negara,” tutur Rudy. 

“Saya terus berupaya mematangkan kelemahan-kelemahan untuk semakin menjadi petarung yang berkemampuan lengkap. Karena bagi saya, itu lebih berbahaya daripada petarung yang hanya menguasai striking atau BJJ. Karena itu, saya harus bisa dan menguasai berbagai disiplin bela diri yang ada.”

Baca juga: Janji Adrian Mattheis Pada Sosok Yang Telah Berjasa Dalam Hidupnya

Selengkapnya di Fitur

Regian Eersel Dmitry Menshikov ONE Fight Night 11 37
Francisco Lo
Duke Didier Jasur Mirzamukhamedov ONE158 1920X1280 2
Kade Ruotolo Tommy Langaker ONE 165 29 scaled
Jin Tae Ho Valmir Da Silva ONE159 1920X1280 54
Denis Puric Nguyen Tran Duy Nhat ONE Fight Night 17 18 scaled
Tye Ruotolo Magomed Abdulkadirov ONE Fight Night 16 16 scaled
Izaak Michell ONE Championship
Alexis Nicolas Magomed Magomedov ONE Friday Fights 47 28
Jackie Buntan Martine Michieletto ONE Fight Night 20 6
NL 4601
DC 0682