Brazilian Jiu-Jitsu Adalah Segalanya Bagi Adriano Moraes

Adriano Moraes Macau Fight 3 26 2

Adriano “Mikinho” Moraes menemukan penghiburan, karir dan cara untuk membalas jasa komunitasnya, melalui hasratnya dalam seni bela diri Brazilian Jiu-Jitsu.

Atlet asal Brasil ini adalah salah satu spesialis grappling di ONE Championship, dimana ia menggunakan keterampilan sabuk hitamnya untuk meraih enam kemenangan submission di “The Home Of Martial Arts.”

Kecakapannya dalam teknik choke menaklukan seluruh pesaingnya dalam divisi flyweight, serta memberinya perebutan gelar Juara Dunia ONE Flyweight perdana melawan Geje “Gravity” Eustaquio dalam ajang ONE: RISE OF THE KINGDOM pada bulan September 2014.

Will Adriano Moraes reclaim ONE flyweight gold on 25 January?

Will Adriano Moraes reclaim ONE flyweight gold on 25 January?Manila | 25 January | 7:00PM | LIVE and FREE on the ONE Super App: http://bit.ly/ONESuperApp | TV: Check local listings for global broadcast | Tickets: http://bit.ly/oneascent19

Posted by ONE Championship on Sunday, January 6, 2019

Namun, pahlawan Filipina itu mendapatkan penebusan atas wakil American Top Team ini dengan sebuah split decision, atau keputusan terbelah, untuk mengambil sabuk dari pesaingnya.

Mereka akan menyelesaikan laga mereka dengan sebuah laga ulang dalam gelaran ONE: HERO’S ASCENT pada hari Jumat, 25 Januari di Manila, Filipina, untuk kembali mempertaruhkan sabuk emas.

Kali ini, Adriano yakin kemampuan elitnya dengan tingkatan agresi yang baru akan memberinya kemenangan.

Akar BJJ Adriano dapat ditelusuri ke kampung halamannya, Brasilia, bersama Constrictor Team.

Saat remaja, ia dibawa oleh temannya Gildasio Ferreira setelah kalah dalam sebuah perkelahian jalanan. Adriano berada dalam tahap penting dalam masa mudanya di jalanan ibukota Brasil itu, dimana hal ini mungkin telah menyelamatkan hidupnya.

Adriano_Moraes_25_07_2016_childhood_photos_2.jpg

“Ia mengatakan, ‘Adriano, waktu akan terus berjalan. Lebih baik kamu menghabiskan waktu di sini. Kamu akan menjadi [pemegang] sabuk hitam.’ Kalimat itu tinggal dalam pikiran saya selamanya.”

Atlet berusia 30 tahun ini tidak langsung menjadi bintang, namun ia tak pernah menyerah. Pelatihannya memberi fokus dan menjauhkannya dari masalah di lingkungannya – yang membuat banyak teman masa kecilnya dipenjara atau meninggal dunia.

Di bawah asuhan pelatih pertamanya, Eric Medeiros dan Ataides Junior, Adriano mendapatkan nilai kerendahan hati dan ketekunan yang tertanam dalam dirinya di atas kanvas.

“Pertama kali saya berlatih jiu-jitsu, saya membencinya,” ungkapnya. “Saya kecil dan kurus, dan semua orang mengalahkan saya.”

“Saya terus berusaha, berusaha, dan berusaha, dan dibutuhkan waktu lama untuk memahami jiu-jitsu – karena itu sulit.”

“Beberapa orang menemukan [pemahaman] dengan cepat, tetapi bagi saya, itu sangat sulit. Saya butuh waktu. Saya terus berusaha, saya tidak pernah menyerah dan [sekarang] saya menyukainya.”

Adriano Moraes CTT_0931.jpg

Ia terpikat pada seni bela diri ini, dan dedikasinya menghasilkan kesuksesan. Eric membantunya bepergian dan berkompetisi dalam berbagai kejuaraan BJJ, dan sang paku ini menjadi palu.

Seperti banyak rekan senegaranya yang meraih kesuksesan dalam sirkuit grappling, “Mikinho” tertarik pada seni bela diri campuran dan mengambil antusiasme yang sama ke dalam pelatihannya demi menjadi atlet yang memiliki kemampuan paling lengkap.

Pelajaran keras dari BJJ membantunya beralih ke tinju dan Muay Thai, tetapi permainan bawah tetap menjadi daya tarik tersendiri bagi atlet flyweight yang tinggal di Florida ini.

Hanya segelintir lawan yang mampu menahan terjangannya demi sebuah submission, dan ia berusaha mencapai puncak dunia bela diri di atas dasar yang dibangun dari permainan bawah, sebelum ia naik ke atas.

Warisannya sebagai seorang Juara Dunia di dalam Circle akan selalu diingat – walau ia masih ingin meraih lebih banyak lagi – dimana kini ia ingin meninggalkan jejak positif di luar kompetisi, berkat nilai-nilai yang diberikan oleh seni bela diri.

Adriano Moraes IMG_3210.jpg

“Itu mengajarkan saya tanggung jawab, disiplin dan kehormatan yang lebih banyak,” jelas Adriano.

“Saya dapat memiliki lebih banyak kasih sayang bagi orang lain. Saya menerima lebih banyak pendidikan. Saya mendapat lebih banyak keseimbangan dalam hidup dan pikiran saya.”

“Anda bisa hidup lebih baik, karena hidup itu sulit. Tidak ada yang merawat anda saat anda meninggalkan rumah. Jiu-jitsu membantu hal itu.”

Ia mulai berbagi keterampilan dan pelajaran tentang kehidupan ke generasi muda yang memiliki resiko tinggi, demi menjauhkan mereka dari geng jalanan dan kehidupan yang penuh kejahatan dan kekerasan.

Adriano berada di sana dan melihat kerusakan yang dapat ditimbulkan terhadap kehidupan dan masyarakat. Ia menyampaikan kisahnya, sebelum menawarkan solusi yang berhasil bagi dirinya.

“Saya suka memberi contoh bagi masyarakat. Saya memiliki proyek sosial untuk anak-anak di favela. Itu bernama Instituto Arte Suave – “Gentle Art Institute.” Tiap orang memiliki gi dan dapat berlatih jiu-jitsu demi mengubah hidup mereka,” jelasnya.

“Saya mencoba menempatkan jiu-jitsu di semua sekolah di kota saya, Brasilia, Brasil, untuk membantu anak-anak dalam pendidikan mereka, serta mengajarkan sikap dan tanggung jawab yang lebih baik. Jiu-jitsu menyatukan semuanya dalam sebuah seni.”

Nós do Instituto Arte Suave, parabenizamos todos profissionais da area de educação física…Profissionais que dedicam suas vidas, em cuidar do próximo e oferecer uma melhor qualidade de vida.

Posted by Instituto Arte Suave on Saturday, September 1, 2018

Tantangan dalam divisi flyweight ONE yang sangat padat membuat Adriano harus terfokus pada banyak hal, dan tetap harus mencukupi kebutuhan keluarganya, tetapi ia sangat senang berbagi pengetahuan pada orang lain.

Ia mungkin dapat kembali berlaga dalam kompetisi jiu-jitsu – jika ada kesempatan yang tepat.

“Saya berharap untuk kembali berkompetisi dalam jiu-jitsu. Saya sangat terfokus pada karir bela diri campuran saya, namun saya ingin kembali,” akunya.

“Saya ingin mengatakan kepada para atlet BJJ lainnya, saya mungkin akan kembali setelah laga ini, dan mungkin anda akan melihat Juara Dunia yang baru.”

Baca Juga: 6 Alasan Terbaik Untuk Berlatih Brazilian Jiu-Jitsu

Manila | 25 Januari | 19:00 | LANGSUNG and GRATIS lewat ONE Super App: http://bit.ly/ONESuperApp | TV: Periksa daftar tayangan lokal untuk siaran global | Tiket: http://bit.ly/oneascent19

Selengkapnya di Bela Diri Campuran

Ben Tynan Duke Didier ONE Fight Night 21 29
Suriyanlek Por Yenying Tomyamkoong Bhumjaithai ONE Friday Fights 41 23 scaled
Eko Roni Saputra Hu Yong ONE Fight Night 15 28 scaled
Blake Cooper Maurice Abevi ONE Fight Night 14 41 scaled
Yamin PK Saenchai Joachim Ouraghi ONE Friday Fights 59 8
Yamin JoachimOuraghi 1920X1280
Adrian Lee
Kairat Akhmetov Reece McLaren ONE Fight Night 10 12
Superlek Kiatmoo9 Rodtang Jitmuangnon ONE Friday Fights 34 55
Victoria Souza Noelle Grandjean ONE Fight Night 20 9
Hu Yong Woo Sung Hoon ONE Fight Night 11 50
Yamin PK Saenchai Zhang Jinhu ONE Friday Fights 33 29