Bedah Laga: Miles Simson Vs. Santino Verbeek

Santino Verbeek defeats Juan Cervantes DUX 0762

Para penggemar harus bersiap melihat ledakan besar saat Santino Verbeek dan Miles “The Punisher” Simson berlaga di ONE: FULL BLAST, yang tayang pada Jumat, 28 Mei.

Momen membosankan sangat jarang terjadi saat dua striker Belanda beradu di atas panggung dunia, dan dengan reputasi keduanya dalam berbagai laga penuh aksi, persiapkan diri anda untuk kegemparan besar di Singapore Indoor Stadium.

Verbeek dan Simson memiliki arsenal yang sarat dengan persenjataan, serta kekuatan alamiah yang luar biasa. Berikut adalah beberapa hal yang harus diperhatikan saat mereka tampil Jumat ini.

Overhand Kanan Verbeek

Verbeek adalah pemukul keras, dan pukulan overhand kanannya menjadi salah satu senjata andalan.

Dalam debut promosionalnya di ONE: IMMORTAL TRIUMPH, pemukul asal Hoorn ini menghujani Juan Cervantes dengan serangan itu berkali-kali, yang berakhir saat atlet Inggris itu terjatuh ke kanvas.

Namun, itu bukanlah sesuatu hal yang baru. Verbeek menggunakan overhand kanan itu untuk mencetak dampak luar biasa dalam kariernya, dan itu sangat kuat saat digunakan sebagai serangan balasan.

Secara lebih spesifik, ia gemar menyarangkannya di atas jab lawan, atau menyelipkannya di antara cross, serta mengirimkan tangan kanannya ke arah tengah tubuh mereka. Selain itu, Verbeek jarang sekali mengizinkan lawan-lawannya untuk mendapatkan serangan tanpa membuat mereka terkena overhand kerasnya.

Simson akan harus tetap waspada tiap kali ia menyerang, karena serangan balik dari rekan senegaranya itu selalu siap menyerang.

Tendangan Tinggi Beruntun Simson

Salah satu teknik favorit “The Punisher” adalah tendangan tinggi dari sisi kanan, dan ia memiliki beberapa persiapan licin untuk memastikan itu bersarang.

Simson menggunakan kecerdasannya untuk memancing lawannya menjauh dari serangan itu, yang memberinya kesempatan untuk menyelipkan tendangan itu menembus atau melewati pertahanan mereka.

Sebuah teknik yang digunakan oleh pria berusia 29 tahun ini adalah “lihat ke bawah, tendang ke atas,” dimana ia melirik ke bawah saat melangkah maju dengan kaki depannya – untuk kemudian menyerang dengan tendangan tinggi kilat di sudut rendah ke arah kepala.

Bintang keturunan Belanda-Suriname ini juga gemar menyarangkan tendangan di belakang pukulan kanannya. Banyak kickboxer yang menggunakan kekuatan rotasi serangan dari satu sisi tubuh untuk menambah kekuatan.

Maka, saat rivalnya bersiap menghadapi teknik dari sisi kiri setelah pukulan overhand atau straight kanannya, Simson memadukan tendangan tinggi di atas pertahanan mereka untuk menghantamkan tulang keringnya ke arah kepala.



Verbeek Belajar Dari Sang Master

Sebagai anggota Ernesto Hoost’s Sokudo Gym, Verbeek membawa beberapa gerakan legendaris milik pelatihnya saat beraksi di dalam ring.

Sosok yang empat kali menjadi Juara K-1 World Grand Prix itu dikenal atas rentetan tendangan rendahnya, terutama saat itu dipersiapkan di belakang sebuah kombinasi pukulan.

Gerakan favorit Hoost yang telah diturunkan ke anak didiknya ini adalah hook kiri ke arah ulu hati, yang diikuti dengan tendangan rendah keras ke paha depan lawan.

Hook kiri Verbeek sudah cukup kuat sebagai serangan tunggal, namun seluruh rivalnya akan mengalami malam yang menyakitkan saat ia menegaskan kombinasinya dengan tulang kering di kaki mereka.

Seperti pelatih dan mentornya, pria Belanda berusia 26 tahun ini terlebih dahulu akan menyarangkan pukulan kanan atau hook ke arah kepala, sebelum ia mengejar penyelesaian dengan kombinasi ini.

Serangan Lutut Keras Simson

Simson telah menjalani belasan laga dengan peraturan Muay Thai. Hal ini nyata pada rangkaian serangannya, dan salah satu aset terbesar dari “seni delapan tungkai” yang dianutnya adalah serangan lutut.

“The Punisher” telah mengadaptasikan seluruh serangan lutut itu dengan sempurna dalam disiplin kickboxing. Karena ia tak dapat masuk ke dalam clinch di bawah peraturan kickboxing, warga Amsterdam ini akan maju dengan serangan lutut jarak jauh ke arah kepala atau menggunakan teknik ‘single collar tie’ demi mengendalikan kepala lawannya dan mengirim lututnya ke arah rahang mereka.

Seringkali, anda akan melihat Simson maju dengan pukulan jarak jauh dan melepaskan serangan lutut kanannya ke arah tengah, tepat pada saat lawannya bereaksi dengan pertahanan tinggi mereka.

Saat ia semakin yakin, “The Punisher” juga akan melompat dan masuk dengan serangan lutut di udara saat ia membuat mereka mundur – terutama saat berada di dekat tali ring.

Walau ia akan harus berhati-hati dengan pukulan kanan keras Verbeek, anda dapat berharap bahwa Simson akan mencoba menemukan sasaran bagi serangan lututnya ke arah rahang atlet Sokudo Gym ini saat ia melakukan dip untuk melontarkan overhand andalannya.

Baca juga: 5 Aksi Liar Dari Para Superstar Di ONE: FULL BLAST

Selengkapnya di Fitur

Regian Eersel Dmitry Menshikov ONE Fight Night 11 37
Francisco Lo
Duke Didier Jasur Mirzamukhamedov ONE158 1920X1280 2
Kade Ruotolo Tommy Langaker ONE 165 29 scaled
Jin Tae Ho Valmir Da Silva ONE159 1920X1280 54
Denis Puric Nguyen Tran Duy Nhat ONE Fight Night 17 18 scaled
Tye Ruotolo Magomed Abdulkadirov ONE Fight Night 16 16 scaled
Izaak Michell ONE Championship
Alexis Nicolas Magomed Magomedov ONE Friday Fights 47 28
Jackie Buntan Martine Michieletto ONE Fight Night 20 6
NL 4601
DC 0682