Bagaimana Sam-A Akhiri Masa Pensiun Dan Jadi Juara Dunia ONE

Sam A Gaiyanghadao defeats Wang Junguang at ONE MARK OF GREATNESS YK 3495

Superstar Muay Thai bernama Sam-A Gaiyanghadao telah menambahkan pencapaian dalam status legendarisnya sejak memasuki ONE Super Series, tetapi perjalanan luar biasa itu hampir saja tak terjadi.

Pria berusia 37 tahun ini – yang akan mempertahankan gelar Juara Dunia ONE Strawweight Muay Thai melawan Prajanchai PK.Saenchai Muaythaigym di ONE: BATTLEGROUND pada Jumat, 30 Juli – telah menggantungkan sarung tinjunya lima tahun lalu untuk beralih menjad pelatih.

Warga Thailand ini menjadi Juara Dunia terkenal dari negaranya, namun ia merasa dirinya telah mencapai akhir perjalanan dari karier kompetitifnya itu.

Walau ia meraih berbagai gelar Juara Dunia Lumpinee Stadium Muay Thai dan penghargaan “Sports Authority Of Thailand Fighter of the Year,” dominasi mutlak Sam-A membuat dirinya tak melihat kesempatan menarik lain dalam disiplinnya itu.

“Semua orang mengenal saya. Mereka mengenal saya kemana pun saya pergi. Saya merasa bahagia. Banyak orang datang untuk melihat saya, tetapi bukan kemenangan saya yang ingin mereka lihat,” katanya.

“Mereka penasaran tentang gaya Muay Thai apa yang dapat mengalahkan saya. Tantangan itu memotivasi saya untuk berlatih lebih keras dan mempertahankan kondisi tubuh saya setiap waktu. Saya bersemangat saat itu.”

“[Saat saya memutuskan untuk pensiun,] saya merasa bosan bertanding di Thailand. Saya mencari sesuatu yang baru. Sulit bagi saya untuk mencari penantang dalam divisi yang sama. Saya harus melawan petarung yang lebih besar.”

Live action shots of Muay Thai fighters Sam-A Gaiyanghadao and Josh Tonna from ONE: REIGN OF DYNASTIES on 9 October!

Walau Sam-A telah membuktikan bahwa usia hanyalah angka – lewat berbagai kemenangannya atas rival yang lebih muda – ia juga khawatir tentang usianya, yang akhirnya menjadi keputusan untuk mundur.

“Hal lainnya adalah usia saya,” katanya. “Saya merasa bahwa saya terlalu tua. Saya menyadari bahwa bertarung dengan penantang yang lebih muda dan lebih besar akan lebih cepat merusak tubuh saya, dan saya tak akan dapat bekerja selama yang saya inginkan. Maka, saya pensiun dari dunia pertarungan dan mulai bekerja sebagai pelatih.”

Sam-A pergi ke Singapura dan mengajar di Evolve. Posisi ini menguntungkan, dimana ia dapat menghidupi keluarganya dengan baik, namun perubahan lingkungan itu juga membakar semangatnya kembali.

Waktu yang dihabiskan bintang Thailand itu di luar ring memberinya kesempatan untuk bernafas dan memulihkan diri. Selain itu, bekerja bersama para atlet masa depan itu memberinya rasa haus yang baru untuk berkompetisi.

“Saya memulai karier saya sebagai pelatih dan merasa bahwa saya memiliki cukup waktu untuk berlatih dan beristirahat. Maka, saya merasa bahwa saya ingin kembali bertanding. Saya terbakar oleh antusiasme,” kata Sam-A.

“Selama saya mengajar murid-murid, saya masih memiliki waktu untuk pengkondisian tubuh. Saya melihat bahwa saya masih dapat bertarung, maka saya merasa bahwa saya ingin kembali memasuki ring.”



Banyak dari murid Sam-A berlaga di ONE Championship, yang saat itu hanya menampilkan berbagai laga bela diri campuran.

Namun saat kesempatan itu tiba untuk menjadi pionir dari disiplin striking di atas panggung dunia, pria yang kini menjadi warga Singapura ini mengambil kesempatan besar itu. Sam-A berpartisipasi dalam laga stand-up perdana dalam sejarah ONE melawan Joseph “The Hurricane” Lasiri di bulan Januari 2018.

“Saya merasa senang bahwa saya adalah sosok yang membuka gerbang bagi generasi selanjutnya, karena ONE Championship sebelumnya hanya memiliki MMA. Saya adalah generasi pertama yang mengembangkan ONE ke dalam Muay Thai untuk mendapatkan lebih banyak petarung dan penggemar. Saya merasa bangga akan itu,” kata ikon Thailand itu.

Bahkan saat itu, Sam-A tak mengira bahwa ia akan menjadi penantang bagi lebih banyak gelar Juara Dunia lainnya – terlebih lagi meraih tiga sabuk emas dalam dua disiplin dan dua divisi.

Pria berusia 37 tahun ini hanya ingin berkompetisi, tetapi ia mengalahkan lawan-lawannya sampai mendapatkan kesempatan memperebutkan gelar Juara Dunia ONE Flyweight Muay Thai – Kejuaraan Dunia ONE Super Series perdana – melawan Sergio “Samurai” Wielzen pada bulan Mei 2018 lalu.

“Saya tidak menyangka hal itu. Saya hanya berharap untuk dapat kembali bertarung. Saya tak berharap akan mendapatkan kesempatan menantang gelar Kejuaraan Dunia,” kata Sam-A.

“Namun saat saya mendapatkan kesempatan untuk memasuki kejuaraan, itu melebihi pengharapan saya. Dari fakta bahwa saya adalah petarung yang pensiun, lalu menjadi pelatih, dan mendapatkan kesempatan untuk berlaga demi gelar dari ONE Championship itu – organisasi kelas dunia – saya merasa teramat sangat senang.”

“Lalu, saya berhasil meraih kesuksesan. Kebanggaan saya semakin besar saat merebut sabuk kejuaraan itu, sabuk pertama dari ONE Super Series. Saya tak dapat berkata-kata dan merasa bangga atas laga itu.”

Sam-A memang harus mengakui keunggulan Jonathan “The General” Haggerty, tetapi ia lalu turun untuk berkompetisi dengan lawan-lawan yang mendekati ukuran tubuhnya, dan tak pernah melihat ke belakang lagi.

Veteran ini meraih catatan rekor sempurna 4-0 dalam divisi barunya, serta memenangkan gelar Kejuaraan Dunia ONE Strawweight Kickboxing dan Muay Thai dalam prosesnya.

Sam-A Gaiyanghadao defeats Wang Junguang at ONE MARK OF GREATNESS

Bagi seseorang yang telah meraih berbagai penghargaan selama kariernya yang sangat luar biasa itu, kembali dari masa pensiun untuk mendominasi dalam organisasi bela diri terbesar di dunia ini telah menjadi pencapaian favoritnya sejauh ini. Namun, ia masih belum selesai.

Para penantang tetap berdatangan. Mereka segar, menarik, serta tetap membuat Sam-A termotivasi untuk terus berkembang dan berkompetisi. Terlebih lagi, sang legenda belum memiliki keinginan untuk mewariskan kedua gelarnya itu.

“Menjadi juara dari ONE Championship adalah gelar terpenting dalam karier saya, karena organisasi ini sangat besar dan terkenal. Kini, setelah memiliki gelar kejuaraan, saya akan menjaganya di tangan saya selama mungkin, semampu saya,” tegasnya.

“Jika anda merasa dapat merebutnya dari pinggang saya dengan mudah, anda salah. Saat itu, cukup sulit bagi saya untuk meraihnya. Saya melewati banyak hal sebelum itu. Dan jika anda mengira saya akan memberikannya pada anda dengan mudah, hal ini sangat tidak mungkin.”

“Anda harus datang menemui saya terlebih dahulu. Kita harus bertarung, dan saya akan mengeluarkan seluruh kemampuan saya untuk itu.”

Baca juga: Cara Menonton ONE: BATTLEGROUND Secara Langsung, 30 Juli Ini

Selengkapnya di Fitur

Sean Climaco
Nanami Ichikawa
Hu Yong Woo Sung Hoon ONE Fight Night 11 50
WeiRui 1200X800
Smilla Sundell Allycia Hellen Rodrigues ONE Fight Night 14 20 scaled
Halil Amir Ahmed Mujtaba ONE Fight Night 16 38 scaled
MurHawkSlater 1200X800
Thongpoon PK Saenchai Timur Chuikov ONE Fight Night 19 39 scaled
Kongthoranee Sor Sommai Jaosuayai Sor Dechapan ONE Friday Fights 82
Regian Eersel Alexis Nicolas ONE Fight Night 21 22
Jake Peacock Kohei Shinjo ONE Friday Fights 58 48
Regian Eersel Alexis Nicolas ONE Fight Night 21 14